Karya Tuhan yang Agung
Narasumber yang hadir dalam seminar ini adalah Hasbollah Toisuta (Direktur Yayasan Sombar Maluku), Abidin Wakano (Direktur ARMC IAIN Ambon), Nancy Soisa (Dosen UKIM Ambon) ,dan Zainal Arifin Sandia sebagai moderator.
Mengawali sesi pertama, Hasbollah, menjelaskan pendidikan inklusi ini penting untuk mengikis perilaku intoleransi, kekerasan dan bullying. Kita harus merayakan keberagaman itu untuk berlomba-lomba dalam kebajikan, saling menggelar perjumpaan agar mengenal satu sama lainya. Di sinilah tugas guru sebagai unsur penting dalam proses pendidikan untuk mewujudkan inklusi sosial dalam lingkungan sekolah.
Pemateri kedua, Nancy Soisa, menjelaskan kita harus menjadi manusia yang berprototipe Indonesia di mana semua harus berjalan setara dan adil, tidak boleh ada favoritisme dan berupaya agar anak-anak Indonesia tumbuh dengan perasaan yang sehat.
Narasumber ketiga, Abidin Wakano, mempertegas setiap anak lahir untuk meraih kemenangan (born to win). Setiap anak didik harus dilihat sebagai suatu karya Tuhan yang agung. Mereka terlahir unik, terpilih, dan plural.
“Guru harus melihat peserta didik dalam pandangan yang seperti ini, dan pendidikan inklusi sebagai jalan utama untuk mengantarkan anak anak didik sebagai manusia yang merdeka dan menghargai perbedaan,” jelasnya.
Seminar ini berjalan dengan lancar dan diikuti penuh antusiasisame oleh peserta pelatihan. Zainal Arifin Sandia menyimpulkan realitas plural multikultural adalah keniscayaan yang eksistensinya harus direalisasikan oleh lembaga pendidikan secara setara. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni