PWMU.CO – Jangan Mudah Berkata Kotor tema khutbah Jumat di Masjid Ad-Dakwah SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) Gresik Jawa Timur, Jumat (24/11/2023).
Dalam khutbahnya, Khuluqul Umam mengatakan sesungguhnya di antara perkara yang paling agung yang dibawa agama Islam terhadap kemanusiaan adalah akhlak yang mulia.
Akhlak yang sempurna dan luhur inilah yang menjadi salah satu sebab Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan pujian dari Allah Ta’ala. Sebuah pujian yang belum pernah Allah Ta’ala berikan kepada makhluk selainnya.
Dia menambahkan, dengan akhlak dan budi pekerti yang mulia inilah beliau bisa mengambil banyak hati manusia. Begitu banyak manusia yang akhirnya mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan masuk Islam karena melihat akhlak beliau yang mulia ini.
Betapa banyak kalimat dan kata-kata yang baik yang keluar dari mulut beliau sehingga dapat mengobati hati yang sedang sakit, meredakan fitnah dan menyebabkan terjalinnya persahabatan dan persaudaraan.
Begitu agung penggambaran al-Quran terhadap perkataan yang baik, seakan-akan ia adalah tali penyambung antara bumi dan langit dan merupakan jalan untuk meraih keridaan Allah Sang Pemilik kenikmatan dan kemuliaan. Karena ucapan yang baik adalah buah dari ibadah kita dan hasil darinya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (QS Ibrahim 24-25)
Sebaliknya, ucapan yang kotor dan buruk merupakan salah satu perkara yang tidak disukai Allah Ta’ala. Tidaklah ia membuahkan sesuatu, melainkan permusuhan dan perpecahan, menjadi sebab rusaknya tali persaudaraan dan putusnya sebuah hubungan.
“Tak terhitung jumlahnya, putusnya hubungan orang tua dan anak dan hilangnya keharmonisan antara pasangan suami dan istri dikarenakan ucapan yang kotor dan buruk,” katanya.
Al-Quran telah menggambarkan perkataan yang kotor dan buruk ini bagaikan pohon yang buruk, pohon yang tidak memberikan manfaat serta kebaikan apapun bagi pemiliknya. Bahkan dia membuahkan keburukan dan kerusakan.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.” (QS Ibrahim 26)
Setelah memberikan permisalan 2 pohon, al-Quran memberi kita sinyal dan mengajarkan bahwa ucapan dan perkataan yang baik merupakan tanda jujurnya keimanan seseorang dan pertanda bahwa dirinya telah mencapai derajat rida Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim. Dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS Ibrahim 24-25)
Dia menegaskan, ketahuilah sesungguhnya hasil dari ucapan yang baik adalah terjaganya rumah tangga. Jika seorang suami berkata dengan perkataan yang indah, maka bertambah pula kadar kecintaan dan kasih sayang antara suami dengan istrinya, semakin baik pula perlakuannya terhadap yang lain.
“Dan kapan pun seorang istri cerdas di dalam memilih kata, maka itu adalah pondasi untuk membangun rumah yang yang tenang lagi damai,” ucapnya.
Jika kita cermati dengan baik, akan kita dapati bahwa di antara sebab rusaknya hubungan suami istri adalah ucapan dan perkataan yang kotor lagi buruk. Kata-kata yang tidak disadari ternyata dapat menyebabkan rusaknya hubungan, kata-kata yang akhirnya dapat merusak keharmonisan dalam keluarga, kata-kata yang mengubah kebahagiaan menjadi kesedihan.
Hubungan yang biasanya dipenuhi dengan kasih sayang berubah dipenuhi dengan kekerasan dan sikap acuh tak acuh karena kata-kata kotor yang keluar dari mulut pelakunya,” tambahnya.
“Sungguh menjaga ucapan serta tidak berkata kotor dan buruk merupakan salah satu perkara penting yang harus diperhatikan oleh para orang tua, ayah dan ibu. Karena anak-anak pastilah akan memperhatikan dan meniru ucapan orangtuanya.
Saat engkau dapati ada anak yang memiliki tutur kata yang baik, ketahuilah bahwa itu adalah buah dan hasil dari apa yang ia dengar dari orangtuanya. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi setiap orang tua untuk memperhatikan tutur kata dan tingkah lakunya.
“Mari, kita perbaiki akhlak (dan termasuk di dalamnya menjaga lisan kita dari perkataan kotor dan tidak pantas) sebab itu merupakan kunci kesuksesan di dalam mendidik, baik itu pendidikan orang tua terhadap anaknya, pendidikan seorang guru terhadap murid-muridnya, ataupun pendidikan dan dakwah seorang ulama terhadap pengikutnya,” ajaknya.
Semoga, harapnya, Allah Ta’ala hiasi lisan kita ini dengan ucapan yang baik lagi indah. Karena lisan kita merupakan salah satu anggota badan yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Serta tidaklah kita berucap melainkan pasti ada malaikat yang akan mencatatnya. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.