PWMU.CO – Mencari yang terbaik, istikharah dan musyawarah harus dilakukan. Demikian pesan pada Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-5 Pemuda Muhammadiyah Situbondo bertema Pemuda Negarawan Harmoni Memajukan Situbondo berlangsung Sabtu (25/11/2023).
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Situbondo Muhammad Syamsuri saat sambutan menyatakan, “Pemuda itu adalah orang yang berani berkata, ini loh saya! Bukan orang yang mengatakan, oh itu ayah saya. Pemuda itu yang berani tampil dengan tenang, kuat. Ini saya, ini loh program saya, ini rencana saya.”
Artinya, sambung Syamsuri, Pemuda maju menunjukkan dirinya, kekreativitas, kemajuan dan kemandiriannya. “Itu artinya Pemuda! maka inilah yang kita harapkan pada Pemuda dan pada peserta Musyda sore hari ini,” ujarnya di Aula Sido Muncul 1 Jalan Raya Pasir Putih No.87 Bungatan, Pandansari, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Dia juga mengungkap pemilih Musyda ini berbeda. “Karena bisa melibatkan KPU. Bawaslunya datang. Tidak seperti Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Situbondo,” ungkapnya bersambut gemuruh tepuk tangan hadirin.
Musyawarah dan Istikharah
Musyawarah ini, kata Syamsuri, sifatnya duniawi. “Hal-hal yang mubah itu kaidahnya tidak akan menyesal orang yang selalu bermusyawarah. Musyawarah ini kalau antara manusia dan Allah namanya istikharah yakni mencari yang terbaik,” terangnya.
Syamsuri menambahkan, kalau mencari yang terbaik berhubungan dengan manusia itu disebut musyawarah. Jadi keduanya harus dilakukan.
“Istikharah harus dan musyawarahnya jangan ditinggal. Jangan mentang-mentang sudah istikharah tapi meninggalkan pendapat orang itu tidak boleh. Karena bisa jadi ketika kita meminta petunjuk kepada Allah, jalannya melalui saran orang lain,” tuturnya.
Syamsuri lantas mengucapkan, “Selamat bermusyawarah dan kepada saudara kita dari gerakan Pemuda Anshor mudah-mudahan selalu bisa menjalin kerjasama dengan sesama pemuda. Kami juga di PDM bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kabupaten Situbondo.”
Selanjutnya, dia menyampaikan seperti pada saat Musycab di Besuki. “Orang dulu bilang, lidi itu kalau berserakan disapu, akan tetapi jika lidi disatukan dia akan menjadi sapu,” ungkapnya.
Dari perumpamaan ini Syamsuri menjelaskan, “Jadi kalau kita ini tercerai-berai, kita akan terbuang begitu saja. Tetapi jika bersatu tanpa mencela siapa pun baik golongan dan lainnya, tanpa merendahkan, yang dibutuhkan di sini adalah kerja samanya, saling membantu serta menguatkan.”
Akhirnya dia mendoakan, “Semoga Musyda kelima ini bisa berjalan dengan baik dan lancar, bisa menghasilkan kepengurusan yang terbaik untuk langkah berikutnya.” (*)
Penulis Pandu Anom Nayaka Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni