Menampung Kotoran Sapi
Lilik juga menjelaskan usaha pembibitan ini dikembangkan beserta usaha medianya. “Saya melihat peluang dari kebiasaan masyarakat saat musim kemarau yang banyak membuang kotoran sapi di jalanan tapi di musim penghujan kondisi ini menjadi menjijikan, jorok, dan kotor,” terangnya.
Akhirnya dia menyampaikan ke orang-orang desa yang mempunyai ternak sapi bisa membuang kotoran sapi di lahannya. Dengan menampung kotoran sapi dari warga, jalanan menjadi bersih.
“Kotoran sapi ini kemudian dikelola untuk menjadi pupuk kompos yang saat ini sudah bisa mencukupi kebutuhan pupuk di desa. Dari warga kembali ke warga,” imbuhnya.
Dia menambahkan, untuk media pembibitan ini sudah bekerja sama dengan beberapa daerah seperti Tulungagung dan Trenggalek. Misal, memberikan penyuluhan pembuatan kompos dari kotoran sapi.
Dengan mata berkaca-kaca, Lilik berpesan, “Lakukan yang terbaik di Aisyiyah! Bergerak karena Allah, siapa tahu kebaikan yang kita lakukan menjadi amal baik yang akan mengalir karena dilanjutkan oleh orang-orang setelah kita.”
Dia juga menulis motto sebagai motivasi dalam menggerakkan rumah bibit. Di salah satu dinding gedung tempat mengelola media dari kompos kotoran sapi itu tertulis, “Pastikan tuhan tersenyum melihat apa yang kita lakukan.”
Untuk mengakhiri pertemuan di rumah bibit ini, Nelly Asnifati menyampaikan, Lilik juara I Perempuan Inspiratif tingkat nasional yang diselenggarakan Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) 2023.
Dia juga berpesan kepada semua PDA Wilker 3, khususnya kepada Lilik, agar rumah bibit ini bisa menjadi lahan dakwah Aisyiyah dengan membentuk Kelompok Wanita Tani Aisyiyah (KWTA).
“Anggota KWTA Ranting bisa dikembangkan dari anggota KWTA Cabang yang sudah ada, sehingga rumah bibit ini akan bisa memberikan kebermaknaannya untuk Ranting, Cabang dan Daerah Tuban,” ujarnya.
Hasil kunjungan rumah bibit ini memberikan kesan yang dalam kepada semua anggota PDA yang turut berkunjung. Ketua PDA Lamongan Diyana Mufidati menyampaikan kesannya. “Bu Lilik adalah perempuan tangguh yang didewasakan oleh keadaan. Karena kondisi, dia menjadi perempuan luar biasa, perempuan hebat dan perempuan inspirator,” ujarnya.
Peserta lain, Lilik Rahmah, juga memberikan kesan, “Bu Lilik adalah perempuan polos tapi cerdas. Setiap kata dan kalimat yang keluar dari bibirnya mempunyai makna yang sangat dalam. Hal ini menunjukkan keikhlasan hati dia dalam berjuang di Aisyiyah untuk menyejahterakan umat melalui rumah bibitnya.” (*)
Penulis Lilik Rahmah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni