Human Capital
Modal yang kedua adalah human capital. Muhammadiyah memiliki anggota dari seluruh lapisan masyarakat baik itu yang berpendidikan tinggi hingga rendah dan beragam profesi seperti ulama, tenaga kesehatan, ekonom, dan sebagainya. Bahkan human capital yang dimiliki Muhammadiyah menjadi role model. Maka penting sekali untuk merawat kaderisasi dan mengoptimalkan potensi anak-anak muda untuk lebih semangat bermuhammadiyah.
“Sebagai bagian dari merawat anak muda dan kaderisasi maka PDM akan mengalokasikan khusus untuk pengadaan seragam Kokam dan menginstruksikan kepada PCM untuk memasilitasi seragam Kokam juga untuk cabangnya. Contohnya untuk ranting kecil diberi dua stel seragam, ranting menengah tiga setel, dan ranting besar lima setel. Kalau ini bisa dilakukan maka akan ada human capital yang potensinya bisa dijaga,” kata dia.
Social capital adalah modal yang ketiga, di mana jumlah jamaah Muhammadiyah yang tersebar di berbagai tempat itu jaringan dan gerakannya terus hidup dan berkembang dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan lebih bagus jika ditunjang dengan program-program unggulan seperti program kader sekolah ulama.
Keempat adalah financial capital. Potensi kekuatan keuangan Muhammadiyah yang bisa dengan mudah dilihat dari sejumlah tabungan persyarikatan Muhammadiyah baik di bank konvensional maupun Syariah. Selain itu juga bisa dilihat dari berapa nilai tagihan BPJS di rumah sakit Muhammadiyah yang belum terbayarkan. Terlebih lagi jika seluruh aset Amal Usaha Muhammadiyah dihitung appraisal akan muncul nilai yang luar biasa sebagai potensi yang dimiliki Muhammadiyah.
Modal kelima adalah historical capital. Muhammadiyah bisa bertahan hingga lebih dari satu abad salah satu alasannya adalah Muhammadiyah tidak pernah menjadi musuh pemerintah. Dengan segala dinamika yang dimiliki para ketua pimpinan pusat, Muhammadiyah selalu menjadi partner bagi pemerintah dalam pembangunan bangsa dan negara ini.
“KH Hasyim Muzadi pernah mengumpamakan antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah itu seperti sepasang sandal, jika satu dipakai maka dipakai keduanya. Jika satu tidak dipakai, keduanya juga tidak dipakai,” ujar mantan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Modo ini.
Dan modal yang keenam adalah trust capital. Kepercayaan masyarakat kepada Muhammadiyah begitu luar biasa dengan sukarela mewakafkan asetnya untuk Muhammadiyah. Sebagai contoh di Ranting Patihan Babat terdapat 49 titik tanah wakaf atau bahkan secara tiba-tiba ada individu yang tak dikenal sebelumnya menyerahkan asetnya untuk dikelola oleh Muhammadiyah.
“Modal-modal di atas merupakan pemicu bagi kita semua untuk mendeklarasikan diri ‘Aku Bangga Menjadi Muhammadiyah’,” kata Shodikin. (*)
Penulis Eko Hijrahyanto Erkasi Editor Mohammad Nurfatoni