Kemampuan Mengamati
Ketiga, observation skill atau kemampuan mengamati. Kemampuan ini berkaitan erat dengan listening skill, di mana kemampuan mendengar itu idealnya dipadukan dengan kemampuan mengobervasi lokasi dan sasaran dakwah sehingga akan didapatkan materi dan solusi dakwah yang bijak.
Keempat, writing skill atau kemampuan menulis. Kemampuan ini merujuk pada aktivitas menuangkan gagasan dan narasi dakwah melalui tulisan yang menarik dan menggugah.
“Saya kira mubaligh Muhammadiyah saat ini harus bisa membuat tulisan yang bagus. Kemudian turut meramaikan sosial media dengan narasi dakwah. Sehingga sosial media tidak hanya dipenuhi pembahasan pilpres,” tuturnya.
Menurut Suko, narasi dakwah melalui tulisan itu lebih unggul daripada ceramah.
“Beberapa paragraf tulisan yang menarik, itu bisa lebih membekas di hati, dibaca berulang-ulang, dan lebih mudah diteruskan.” kata Pak Suko.
Kelima, reading skill atau kemampuan membaca. Menurut Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu, kemampuan ini menjadi kunci empat kemampuan sebelumnya.
“Seseorang yang berwawasan luas dan rajin membaca, maka menulispun akan lancar. Sebaliknya jika literasi minim, maka akan susah menuangkan gagasan melalui tulisan ataupun ceramah sekalipun.” tegasnya.
Melalui Creative Writing Workshop for Mubaligh Muhammadiyah ini, Suko berharap akan lahir penulis-penulis dan jurnalis berkompeten di kalangan mubaligh Muhammadiyah Jawa Timur sehingga turut mewarnai media maupun sosial media dengan narasi dakwah yang menggugah. (*)
Penulis Rozak Al-Maftuhin Editor Mohammad Nurfatoni