PWMU.CO – Pembelajaran diferensiasi jadi bahasan workshop Peningkatan Kapabilitas Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Kegiatan ini berlangsung di Ruang Guru SMK Muhammadiyah 2 (SMK Muda) Genteng Banyuwangi Jawa Timur, Jumat (1/12/2023).
Sebanyak 82 orang GTK SMK Muda mengikuti kegiatan ini. Hadir sebagai narasumber, Misbahus Surur SST dan didampingi Kasi Kurikulum SMK Muda, Eko Susanto SPd.
Tepat pukul 13.00 WIB acara ini dimulai. Misbahus Surur mengisi materi pembelajaran diferensiasi. Dia meminta peserta workshop untuk mengakses link yang telah ditampilkan di layar. “Silakan Bapak dan Ibu menyermati dan menjawab pertanyaan dalam Google Form,” pintanya.
Setelah itu peserta mengerjakan beberapa soal assesmen diagnostik seputar pembelajaran diferensiasi. Hal ini untuk mengetahui kemampuan awal peserta sebelum menerima materi workshop.
Beberapa saat kemudian, Misbahus Surur menampilkan jawaban asesmen itu. Hasilnya cukup variatif. Ada yang menjawab pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. Pembelajaran yang diterapkan di Kurikulum Merdeka. Aada pula yang menjawab, pembelajaran yang merespon karakteristik peserta didik yang berbeda-beda.
Untuk lebih memahami secara komprehensif apa itu pembelajaran diferensiasi, maka Misbahus Surur menjelaskan 6 ciri pembelajaran diferensiasi.
“Ciri pertama, bersifat proaktif, kedua pembelajaran yang menekankan kualitas daripada kuantitas, ketiga berakar pada asesmen,” katanya.
Ciri keempat, menyediakan berbagai pendekatan dalam konten, proses pembelajaran, produk yang dihasilkan, dan juga lingkungan belajar. Kelima, berorientasi kepada peserta didik, dan keenam merupakan campuran dari pembelajaran individu dan klasikal.
Tiba pada sesi dialog, salah seorang peserta workshop, Guru Pendidikan Agama Islam Tondo Harjoyo SPdI menguraikan desain pembelajarannya saat menerapkan pembelajaran diferensiasi. Dengan urutan mulai dari pengecekan kemampuan awal siswa, membuat kelompok berdasarkan kemampuan awal siswa, menerapkan tutor sebaya dalam kelompok, dan melakukan penilaian berdasarkan kemampuan siswa.
Hal senada juga disampaikan oleh Nur Karima SPd Guru Matematika. “Kalau saya memilih menggunakan pretest, lalu mengelompokan siswa. Setelah itu memberikan materi berdasarkan kemampuan awal siswa tadi,” ulasnya.
Kurang lebih dua jam lamanya, workshop yang merupakan rangkaian kegiatan SMK Muda Genteng sebagai Sekolah Pusat Keunggulan (PK) ini berjalan dengan lancar. Dalam closing statement-nya Misbahus Surur menyampaikan kata motivasi.
“Berbanggalah menjadi seorang guru, mungkin kecil dari segi finansial, tapi insyaallah aset di akhirat jauh lebih besar dari yang lain,” tandasnya. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Editor Ichwan Arif.