PWMU.CO – Cara menangani orang pingsan secara tepat dikupas pada Pelatihan P3K dan Kebencanaan Rumah Tangga yang diadakan Departemen Kesehatan dan Departemen Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LHPB) Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik.
Sang narasumber utama, dr Imam Suyuthi SpAn awalnya menjelaskan, pingsan terjadi ketika otak kekurangan pasokan darah. Asupan oksigen dan darah ke otak berkurang.
Pingsan, sambungnya, juga bisa disebabkan oleh kelelahan atau beberapa kondisi. Seperti hipoglikemia (penurunan kadar gula dalam darah), serangan panik, dehidrasi dan gangguan elektrolit, dan penurunan tekanan darah yang drastis.
Anggota Lembaga Resiliensi Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini lantas menjabarkan cara menanganinya. “Baringkan orang yang pingsan ke lokasi yang aman dan nyaman, dapat udara yang cukup. Cek kondisi pernafasannya,” tuturnya, Ahad (3/12/2023) pagi.
Di samping itu, dia menyarankan untuk mencoba membangunkan orang yang pingsan itu. Kemudian, pantau pernapasan, kerja jantung dan tanda kegawatan. Terakhir, hubungi IGD jika tetap tidak sadarkan diri.
“Posisi kepala jangan dikasih bantal! Kalau tidak ada perdarahan, (dibaringkan) posisi datar tidak masalah. Jika ada kondisi perdarahan atau dehidrasi, maka angkat kakinya itu akan sangat bermanfaat,” ungkap Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG) itu.
Angkat Kaki
Dokter Imam menjelaskan alasannya. “Karena pada saat tidur datar, tubuh teraliri darah dengan porsi masing-masing. Saat perdarahan, volume darah di masing-masing bagian tubuh akan turun. Saat kaki diangkat, volume darah di kaki akan mengalir ke organ penting jadi dia lebih cepat sadar,” terangnya di lantai 3 Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik itu.
Adapun ketika posisi kaki diangkat, lanjut dr Imam, ada 300-500 cc darah berpindah dari kaki ke bagian tubuh yang penting.
Kebiasaan membahayakan yang dilakukan kepada orang pingsan juga dia paparkan. Pertama, dikasih bantal. Kedua, dikasih minum. “Padahal saat pingsan tidak ada koordinasi antata jalur makan dan napas. Kalau Njenengan kasih minum, bisa masuk ke jalur napas. Jadi Njenengan menambah masalah baru,” terangnya di hadapan 100 kader Nasyiah sekabupaten Gresik.
Dokter Imam akhirnya menegaskan, “Kalau pingsan dan sesak, pastikan jalan napas bebas! Pastikan bernapas, dada perut naik. Jangan ada sumbatan di jalan napas.” (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni