PWMU.CO – Wakil Ketua PWM Jatim mengatakan kepemimpinan itu bukan diwariskan disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) Dr Hidayatulloh MSi saat menjadi narasumber Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo, di Kompleks Kantor PDM Kota Probolinggo, Jawa Timur, Ahad (02/12/2023).
Hidayatullah menyampaikan masalah berskala nasional yang sedang menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Yaitu tentang pemilihan umum, pemilihan capres dan cawapres.
Pada kajian ini, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) itu tidak menitikberatkan para jamaah untuk memilih siapa capres dan cawapres di Indonesia, namun lebih menekankan bagaimana sesungguhnya Islam memberikan arah atau petunjuk kepada kita semua terkait memilih pemimpin.
“Di dalam kehidupan ini, tidak ada orang yang bisa hidup sendiri, pasti kita butuh orang lain. Ketika kita ingin hidup bersama maka biasanya ada pemimpin dan yang dipimpin,” ujarnya.
Dia mengingatkan, “Nabi juga mengingatkan pada kita jika ada tiga orang pastikan satu orang menjadi pemimpin.”
Kepemimpinan itu, sambung dia, dalam banyak teori adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar orang lain itu mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
“Karena itu, di dalam kehidupan bersama baik secara kelompok kecil maupun besar sampai kehidupan berbangsa dan negara, harus ada seseorang yang bisa memengaruhi orang lain,” terangnya.
Maka posisi pemimpin itu menurutnya sangat strategis, penting dan menentukan. “Sehingga harus menjadi sebuah kesadaran kita bersama untuk menghadirkan seorang pemimpin itu yang betul-betul bisa memengaruhi orang lain agar orang lain itu mau melakukan sesuatu,” imbuhnya.
Hidayatulloh lantas mengutip al-Quran tentang kepemimpinan, yakni as-Syura ayat 38: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Menurut ayat ini, jika ada masalah yang menyangkut urusan orang banyak maka perintah al-Quran adalah memusyawarahkan. Ayat ini menunjukkan kepemimpinan itu bukan diwariskan. “Lek bapak’e lurah, anak’e lurah,” ujarnya diikuti tawa jamaah Ahad pagi.
“Al-Quran meminta kita musyawarahkan apa yang menyangkut urusan bersama, poin utamanya kepemimpinan itu bukan diwariskan,” tegasnya. (*)
Penulis Dian Rahma Santoso Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni