PWMU.CO – Serius cegah stunting, Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Pencegahan Stunting, Rabu (6/12/2023).
Kegiatan ini dilaksanakan di Suara Muhammadiyah (SM) Tower & Convention Jalan KH Ahmad Dahlan No 107, Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
Hadir tiga narasumber yakni Dokter Spesialis Anak RSUP Dr Sardjito, Dr dr Neti Nurani MKes SpA(K), Dokter Kandungan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dr Sulistiari Retnowati Sp OG, serta Apoteker RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Dr Apt Endang Yuniarti SSi MKes.
Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dr H Mohammad Komarudin SpA dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggarannya seminar ini.
Menurutnya, kegiatan ini digelar dalam rangka mendukung pemerintah untuk mencapai target prevelensi stunting di angka 14 persen pada tahun 2024.
“Pentingnya pencegahan stunting serta penanganan yang tepat, karena dengan itu maka pertumbuhan balita akan dapat tumbuh dengan baik dan sehat,” katanya.
Dia mengatakan, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berharap seminar ini dapat semakin meningkatkan kesadaran serta pengetahuan terkait pencegahan stunting, sehingga keinginan Indonesia bebas stunting akan dapat tercapai.
Stunting Bukan Hanya Masalah Kesehatan
Sementara itu, dr Sulistiari Retnowati Sp OG mengatakan, stunting tidak hanya masalah kesehatan saja tetapi juga dapat berdampak pada kehidupan sosial.
“Banyak faktor yang menjadi penyebab stunting, maka dari itu pengenalan dan pencegahan badan bayi lahir rendah pada kehamilan sangat perlu diperhatikan,” tuturnya.
Alumnus Spesialis Obstetri dan Ginekologi Universitas Gadjah Mada ini menjelaskan, berat badan bayi lahir rendah ada beberapa penyebab, seperti kehamilan pertama, merokok, kurangnya gizi saat kehamilan, hingga beberapa penyakit seperti diabetes, atau darah tinggi.
“Bayi kecil ada yang sudah terdiagnosa, ada yang tidak. Kalau yang tidak terdiagnosa mempunyai resiko kematian lebih tinggi. Terjadinya ini juga ada beberapa faktor. Ada dari ibu, dari plasenta, faktor bapak, konstitusional kecil dan ada juga dari janin itu sendiri,” ucapnya.
Dia pun memberikan saran, ketika hamil ibu harus memperhatikan isi makanan. Selain itu kewajiban orang-orang sekelilingnya untuk memastikan bahwa ibu hamil tersebut memilih menu makanan yang tepat, agar nutrisi yang sampai ke janin juga lebih berkualitas.
“Wanita yang pernah melahirkan bayi kecil itu 20 persen akan berulang di kehamilan berikutnya, maka perlu dilakukan analisis terkait faktor etiologi. Resiko ini dapat ditekan melalui terapi, lalu konsultasi ke dokter untuk pemberian obat sejak awal kehamilan,” jelasnya. (*)
Kontributor Nely Izzatul