PWMU.CO – Gen Z diajak peduli lingkungan disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Batu, Jawa Timur, Nurbani Yusuf MSi dalam Kuliah Ahad Subuh yang digelar oleh Bagian Pengembangan AIK & MKWK UMM di Masjid AR Fachruddin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ahad (3/12/2023) pukul 04.00 WIB.
Acara ini diikuti oleh 2000 mahasiswa UMM yang menempuh program Agama Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) pada semester ini.
Nurbani Yusuf membuka kajian dengan menyampaikan kedahsyatan salat Subuh berjamaah. “Nabi Muhammad pernah bersabda, yang menggetarkan orang Israel, yang menggetarkan orang Yahudi apabila jumlah jamaah shalat Subuh sama dengan jumlah shalat Jum’at, ini yang pertama,” paparnya.
Dia melanjutkan, keutamaan yang kedua adalah shalat Subuh dihargai dengan pahala seluruh malam. Ketiga, dua rakaat shakat Fajar sebelum Subuh lebih disukai Rasulullah beserta isinya. Keempat, Subuh merupakan waktu yang diberkati Allah. Kelima, ciri orang mukmin adalah tidurnya di awal malam dan bangunnya di akhir malam.
Nurbani Yusuf lalu menceritakan sejarah dan kepeloporan Muhammadiyah dalam gerak kemajuan saat itu, serta menyebutkan keterlibatan beberapa tokoh nasional yang menjadi kader Muhammadiyah di antaranya adalah Ir Sukarno dan Fatmawati.
Dia juga mengisahkan jejak tokoh Muhammadiyah yang hidup dalam kesederhanaan, toleran, dan cerdas yang melahirkan banyak pemikiran-pemikiran cemerlang untuk Muhammadiyah yaitu KH AR Fachrudin. “Dari orang yang sederhana ini, lahir pada masanya banyak universitas-universitas, dan rumah sakit,”cjelasnya.
Nurbani mengajak mahasiswa mengenal KH AR Fachrudin lebih dekat. “Kini, nama Pak AR dijadikan sebagai nama Masjid di Kampus 3 UMM yang diresmikan oleh BJ Habibie. “Sosok Pak AR ini telah menggambarkan implementasi, kontekstualisasi kepribadian Muhammadiyah,” katanya.
Menurut dosen UMM ini, Muhammadiyah di era kontemporer sedang dihadapkan pada problem dan tantangan yang kian kompleks, di antaranya adalah persoalan SDM (sumber daya manusia) Indonesia. “Tantangan Muhammadiyah sekarang apalagi yang dihadapi gen Z sangat berbeda dengan zaman KH Ahmad Dahlan dahulu,” tegasnya.
Masalah yang kita hadapi saat ini adalah krisis pangan, air, dan lingkungan. “Hari ini Indonesia sudah banyak krisis beras. Karena apa? Lahan-lahan subur sudah banyak dipakai untuk perumahan, investasi perhotelan ,dan wisata. Air makin menyusut, hal-hal yang bersifat publik makin dikuasai oleh kepentingan pribadi,” jelasnya.
Sebagai penutup, beliau berpesan kepada mahasiswa gen Z untuk menjaga bumi sebagai bentuk kontekstualisasi kepribadian Muhammadiyah saat ini.
“Jangan sampai sumber daya alam ini rusak, hutan-hutan rusak, jangan sampai kelangsungan hidup kita terancam. Tantangan para gen Z ke depan adalah tantangan menjaga lingkungan. Ini barangkali yang sering disebut di dalam Qur’an afaraitumul maaal ladzii tasyrabuun. Sederhana memang kedengarannya namun air menjadi kenikmatan dari Allah sebagai sumber kehidupan,” tutupnya. (*)
Penulis Anny Syukriya Editor Mohammad Nurfatoni