PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M. Saad Ibrahim menyatakan keinginannya mengundang Presiden Amerika Donald Trump. Sebab, Amerika sebagai negara adidaya harus dijadikan sebagai subyek dakwah Muhammadiyah.
“Kalau waktu Kajian Ramadhan kita sudah mengundang presiden. Tidak menutup kemungkinan kita nanti akan undang Donald Trump,” kata Saad Ibrahim dalam acara silaturrahim dan konsolidasi PWM Jatim, Ahad (23/7).
(Berita terkait: 5 Kisah Orang-Orang Kecil dengan Prestasi Cinta Besar)
Menurut Saad, Pertemuan Muhammadiyah dengan Donald Trump itu sangat penting. Hal tersebut sebagai upaya Muhammadiyah memberikan warna Islam di Amerika.
“Amerika harus menjadi subyek dakwah Islam. Kita harus memiliki harapan Amerika menjadi bagian dari Islam. Karena Amerika adalah negara adidaya,” kata Saad.
Saad menjelaskan, di Amerika kini ada tokoh Islam yang cukup disegani, Shamsi Ali. Dia merupakan Imam besar masjid New York, sekaligus Presiden Nusantara Foundation.
“Waktu Islam disudutkan oleh Donald Trump. Dia kemudian maju untuk memimpin demonstrasi. Shamsi Ali juga disegani oleh rabi-rabi Yahudi,” ujarnya.
(Baca: Cak Nun tentang Lomba Ajal di Gerbang Perubahan, Ada Peristiwa Besar pada 26 Agustus 2017?)
Shamsi Ali ini, lanjut Saad, nanti yang akan diundang ke PWM Jatim. “Nanti di undangan dan bannernya, jabatan presidennya kita tulis besar. Kemudian Nusantara Foundationny ditulis kecil sampai tak terbaca. Nah, USA-nya kita tulis besar lagi. Biar seolah kita memang ngundang presiden Amerika,” kata Saad disambut tawa para hadirin.
Muhammadiyah harus terus bergerak maju. Selalu berpikir besar dan optimis. Sehingga Persyarikatan ini bisa memicu kebangkitan Islam.
“Kita harus terus berpikir besar dan melakukan aksi nyata. Seperti Ahmad Dahlan yang tidak hanya berhenti dalam tataran pemikiran tapi tidak melakukan gerakan,” tuturnya.(ilmi/aan)