PWMU.CO – Sebagai organisasi massa terbesar dan tertua di negeri ini, Muhammadiyah sudah seharusnya memberi contoh tertib adminitrasi dan organisasi. Itu pula yang dilakukan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya.
Melalui Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM)—sebuah Pokja dibawah Majelis Tabligh—PDM Kota Surabaya me-launching Kartu Anggota Muballigh Muhammadiyah (KAMMU). Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir secara simbolis meluncurkan kartu tersebut bersamaan dengan Pengajian Ahad Pagi Pencerahan di Kampus Universitas Muhammadiyah Jalan Sutorejo Surabaya, Ahad (23/7).
(Berita terkait: Jelaskan 6 Manhaj Muhammadiyah, Haedar Nashir Ajak Umat Islam Bersatu jika Ingin Berkuasa)
Sebagai penerima kartu perdana adalah Ketua PDM Kota Surabaya Dr Mahsun Jayadi MA, Ketua Majelis Tabligh PDM Kota Surabaya Drs H Suhadi M Sahliv, Ketua KMM Surabaya Imam Syaukani MA, dan tuan rumah Rektor UMSurabaya Dr dr Sukodiono MM.
Kepada PWMU.CO, Sekretaris KMM Imam Sapari MPdI menerangkan bahwa KAMMU lahir dari dorongan kuat para takmir masjid yang ingin mengenal dan memberdayakan seluruh mubaligh Muhammadiyah.
Menurut dia, KAMMU sangat penting karena memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai identitas mubaligh Muhammadiyah, untuk menertibkan pendataan dan pembinaan, dan agar para mubaligh dikenal oleh takmir dan warga Muhammadiyah.
(Baca juga: (Baca: Mubaligh Harus Pahami Rambu Hate Speech dan Klarifikasi soal Pendataan Ulama, Pimpinan Muhammadiyah Kota Surabaya Datangi Mapolrestabes)
“Dengan adanya KAMMU, masjid dan seluruh amal usaha Muhammadiyah diharuskan mengundang mubaligh yang sudah punya kartu tersebut,” kata Imam yang juga Kepala Sekolah SMPM 9 Surabaya itu.
Dia menyampaikan, bagi para mubaligh yang belum memiliki KAMMU agar mendaftar di KMM Surabaya. “Mubaligh yang punya KAMMU, nantinya akam dibina rutin, dikoordinasi, bahkan diberi asuransi kesehatan dari RS PKU Muhammadiyah Surabaya,” ucapnya. (Ferry Yudi AS)