PWMU.CO – Ada 6 ciri khas atau manhaj Muhammadiyah. Hal itu dijelaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir saat menjadi pembicara dalam Pengajian Ahad Pagi Pencerahan yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya di Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jalan Sutorejo, Ahad (23/7).
Pertama, arrujuk’ ilal quran was sunnah, yakni kembali kepada Alquran dan Assunah. Sunah menurut Muhammadiyah adalah sunah yang didasarkan hadis yang shahih dan rajih (kuat). “Harus meyakini yang shahih dan kuat. Namun masih tetap menghargai yang selain tersebut,” jelas Haedar.
(Baca: Haedar Nashir: Jangan Remehkan Politik Muhammadiyah)
Manhaj kedua, menurut Haedar, aqidah Muhammadiyah harus lurus. Bersih dari syirik, tahayul, dan khurafat. “Yang ketiga, tidak mengenal bidah dalam ibadah.”
Keempat, lanjutnya, adalah manhaj tajdid yaitu pembaharuan. “Contohnya Muhammadiyah membangun sekolah. Dan sekolah- sekolah Muhammadiyah itu harus selalu berkembang,” pesan Haedar.
(Baca juga: Begini Jawaban Haedar Nashir ketika Ditanya Capres Representasi Islam 2019)
Manhaj kelima adalah dienul khatha’, yaitu agama yang berkemajuan. Muhammadiyah selalu berfokus pada hal-hal yang besar dan baru untuk kemajuan umat dan bangsa.
“Dakwah Muhammadiyah itu non politik praktis. Muhammadiyah tidak berpolitik praktis,” kata Haedar menyebut manhaj keenam. Menurutnya, dengan begitu Muhammadiyah bisa bergerak dengan elegan dalam berdakwah untuk umat dan bangsa. Haedar juga mengingatkan bahwa jika umat Islam ingin berkuasa maka harus bersatu.
i bagian lain Haedar mengungkapkan bahwa keislaman kita selalu diuji. Nilai keimanan, ujarnya, harus diwujudkan untuk menunjukkan sisi-sisi keislamannya. “Seperti sikap lembut hati juga penting menjadi bagian dari jiwa keimanan kita. Jangan sedikit-sedikit marah, gampang nuding, dan gampang mencela,” pesan Haedar.
(Baca juga: Untuk Berceramah di Amal Usaha Muhammadiyah Surabaya, Mubaligh Dibekali Kartu Khusus)
Pengajian Ahad Pagi Pencerahan dihadiri ribuan warga Muhammadiyah. Aula di Lantai 6 Gedung Inspire Universitas Muhammadiyah Surabaya tak mampu menampung mereka. Peserta yang tidak mendapatkan tempat duduk pun rela lesehan di kanan kiri panggung. Sementara jamaah yang di lantai 1 banyak yang tidak masuk karena ruangan sudah overload.
Ketua PDM Kota Surabaya Dr HMahsun Jayadi MA menyampaikan bahwa selama ini kerjasama UMSurabaya dengan PDM Surabaya berjalan lancar. “Semua lini bekerjasmaa dengan baik,” ungkapnya. Dalam pengajian tersebut, PDM Kota Surabaya mendapat hibah mobil ambulans dari warga Muhammadiyah. (Ferry Yudi AS)