PWMU.CO – Ponpes Al Fattah Buduran Sidoarjo Jawa Timur menggelar Khotmul Quran dan Imtihan, Sabtu (9/12/23).
Suasana mendung pagi hari pukul delapan di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fattah 17 peserta berjalan menuju panggung dikawal pasukan pembawa bendera merah putih. Usai peserta duduk rapi di atas panggung, dalam sambutannya Ketua Ponpes M Mas’al SHI MAg menyampaikan kegiatan ini perdana digelar.
“Kepada peserta Khotmul Quran dan Imtihan angkatan ke-1 ini ia berharap mudah-mudahan menjadi awal yang berkah,” katannya.
Dia menuturkan, acara ini merupakan program Tartil dan Tahfidh juz 30 dan 29 yang bekerja sama dengan Ummi Fondation Sidoarjo dan sudah berjalan satu tahun lebih, Khotmul Quran nantinya akan berlangsung setiap tahun.
Berkah bersama Al-Quran
Pimpinan Ummi Fondation Sidoarjo Mustakim MPdI berkesempatan memberikan semangat kepada santri dan undangan bahwa hidup bersama al-Quran tidak ada ruginya.
“Indahnya hidup dengan al-Quran, karena al-Quran merupakan sumber kemuliaan,” tegasnya.
Dia menegaskan siapapun yang menjadikan al-Quran sebagai panduan hidup maka tidak akan ada yang dia dapatkan selain kemuliaan. “Apapun profesi kita dan santri kita kelak jika selalu berdampingan dan tidak meninggalkan al Quran akan hidup mulia. Dihormati orang sekitar dan dimuliakan Allah serta Malaikat,” ujarnya.
Selanjutnya KH Fauzan Lc MPd menyampaikan hadist yang tercetak dihead line panggung yang berbunyi, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al Quran dan mengajarkannya,” tambhanya.
Dia bangga kepada peserta Khotmul Quran karena telah menjadi orang yang terbaik, yaitu belajar al-Quran. “Saya berharap selanjutnya ilmu yang didapat harus diajarkan kelak kalian berada dilingkungan masing-masing,” imbuhnya.
Wali Santri Heri Siswanto SHI yang mewakili wali santri mengucapkan terima kasih atas tercapainya ananda sehingga bisa berKhotmul Quran. “Semoga acara ini bisa memotivasi kita semua khususnya saya untuk selalu belajar al-Quran meskipun usia tidak lagi muda,” tekannya.
Uji Peserta Khotmul Quran
Dipimpin dan didampingi oleh Mustakim, peserta diuji oleh orangtua tentang materi gharibul Quran, tajdwid, dan hafalan juz 29 dan 30.
Peserta Khotmul Quran Pandega Jalu Ryobi Hakim, dipanggil orangtua untuk maju dan diuji. Emi Zul Affiatur Rochmah, orangtua Pandega memilih nomor tiga untuk pertanyaan ghorib dan tajwid. Sambil malu-malu kemudian sang ibu menyerahkan pertanyaan untuk ananda ke pembina Ummi, Mustakim.
Mustakim meminta peserta Khotmul Quran untuk berdiri dan memejamkan mata. Kemudian dia menyampaikan bagaimana perjuangan kedua orangtua sehingga santri pandai membaca al-Quran dengan tartil dan paham hukum bacaannya.
“Ibumu yang mengandung selama 9 bulan sampai menahan lelah dan sakitnya ketika melahirkan, setelah lahir menyusui tak kenal waktu, bangun malam hanya untuk menggendong ketika kamu menangis minta susu dan selimutmu terjatuh,” katanya.
Sontak peserta yang memaki gamis putih itu menangis, begitu pula orangtua yang hadir tak terasa menitikkan air mata menjadikan suasana semakin haru.
Selanjutnya dia mengatakan perjuangan seorang ayah tiada batasnya hingga berhasil mendidik anaknya sampai di titik ini.
“Ayah rela ditempat kerjanya dimahari atasan, capek pingin libur kerja dikuatkan dan dipaksa untuk masuk kerja dengan tujuan gaji tidak dipotong hanya untuk keperluan anaknya mondok,” imbuhnya menambah haru suasana.
Kemudian peserta Khotmul Quran diminta untuk mendatangi orangtua masing-masing untuk meminta maaf dan mengucapkan terimakasih sambil menyerahkan sekuntum mawar merah. Haru biru dan tagis pun mewarnai suasana yang semakin khidmat.
Penyerahan Ijazah dan Penghargaan
Peserta dipanggil satu persatu untuk menerima Ijazah, usai penyerahan ijazah terpilih dua peserta terbaik yaitu:
- Kategori peserta terbaik Tartil Quran diraih oleh Niswah An Nadia Hery Putri, putri Bapak Heri Siswanto SHI dan Ibu Kusmiani SPd.
- Kategori terbaik Tahfidh al Quran diraih oleh Adibah Rahmah Dieni Haqqi Putri Bapak Mula’ab dan Ibu Nurhayati.
Selamat! (*)
Penulis Kusmiani. Editor Ichwan Arif.