PWMU.CO – Pojokkan Anies Baswedan dengan masalah polusi udara di DKI Jakarta disampaikan Capres Prabowo Subianto dalam Debat Capres, Selasa (12/12/2023) malam.
Pada salah satu segmen Debat Pertama Capres 2024, Prabowo melontarkan pertanyaan dalam 55 detik kepada Anies Baswedan.
“Mas Anies pernah jadi gubernur lima tahun di DKI. Anggaran DKI setahun sekitar Rp 80 triliun. Jumlah penduduk DKI 10 juta, kurang lebih. APBD Jawa Barat Rp 35 triliun, jumlah penduduknya 50 juta, lima kali DKI. Tetapi selama Mas Anies memimpin, sering sekali DKI menerima indeks polusi tertinggi di dunia,” paparnya.
Dia lantas bertanya, “Bagaimana dengan anggaran Rp 80 triliun Pak Anies sebagai gubernur tidak dapat berbuat sesuatu yang berarti untuk mengurangi polusi?”
Anies menjawab selama dua menit. “Pak Prabowo terima kasih atas pertanyaan yang bagus tetapi kurang akurat. Saya akan jelaskan, Pak,” ujarnya mantap.
“Ketika satu daerah mengatakan di tempat kami tidak ada Covid, di tempat kami Covid banyak. Lalu yang tidak ada Covid kami tanya, kenapa tidak ada Covid? Kami tidak punya alat testing Pak,” kenangnya.
Dari situ Anies menyimpulkan, “Karena tidak punya alat testing maka tidak ada Covid. Yang punya alat testing maka ada Covid.”
Di tengah Anies memulai menjelaskan dengan contoh kasus Covid itu, Prabowo pojokkan Anies lagi, “Saya tidak tanya Covid, saya tanya polusi.”
Hal ini membuat penonton yang hadir di kantor KPU RI Jakarta Pusat riuh.
Dengan tenang Anies melanjutkan, “Boleh saya selesaikan dulu? Jadi apa yang terjadi? Di Jakarta kami memasang alat pemantau polusi udara. Bila masalah polusi udara itu bersumber dari dalam Kota Jakarta, maka hari ini, besok, minggu depan, konsisten selalu akan kotor.”
“Tapi apa yang terjadi? Ada hari di mana kita bersih, ada hari di mana kita kotor. Ada masa Minggu pagi Jagakarsa sangat kotor. Apa yang terjadi? Polusi udara tak punya KTP. Angin tak ada KTPnya. Angin itu bergerak dari sana-sini,” tegasnya sambil tersenyum.
“Ketika polutan muncul dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mengalir ke Jakarta, maka Jakarta punya indikator, Jakarta mengatakan, ada polusi udara. Ketika angin bergerak ke arah Lampung, Sumatera, Laut Jawa, di sana tidak ada alat monitor. Maka tidak muncul (Indeks polusi udara). Dan Jakarta pada saat itu bersih,” jelasnya.
Anies menegaskan lagi, “Kalau problemnya dari dalam kota saja, maka konsisten tiap waktu.”
Dia pun mengiyakan DKI Jakarta punya masalah polusi. “Dan itu kita kerjakan dengan apa? Satu, dengan pengendalian emisi dari kendaraan bermotor dan pengujian emisi sekarang wajib,” ungkapnya.
Kedua, elektrifikasi kendaraan umum. Ketiga, konversi kendaraan umum. “Dulu yang naik kendaraan umum hanya 350 ribu per hari, sekarang 1 juta per hari. Dan itu kita kerjakan untuk menangani soal polusi di Jakarta,” imbuhnya bersambut tepuk tangan meriah penonton. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Sugeng Purwanto