Ngantornya Kepala Sekolah ya di Kantor Bupati

Dr Muhammad Sholihin bersama Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim Dr Khozin MSi usai Kajian Subuh. (M. Roissudin/PWMU.CO)

PWMU.CO – Ngantornya kepala sekolah ya di Kantor Bupati, Kantor Dinas Pendidikan, dan kantor-kantor lain agar dapat ide fresh untuk mengembangkan AUM.

“Ngantor di sekolah jangan lama, tidak lebih dari satu jam!” Demikian pesan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Muhammad Sholihin pada Kajian Subuh Diklat Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) di Hotel Ayanna, Trawas, Mojokerto.

Sebab, menurut Sholihin, pimpinan sekolah harus banyak bersilaturahmi dengan berbagai stakeholder pemerintah dan swasta untuk mengembangkan ide dan gagasan.

Dalam kesempatan itu, Sholihin menyampaikan, Sertifikasi Diksuspala hendaknya berlaku hanya empat tahunan. Bukan selamanya. Agar pimpinan sekolah memperoleh Ilmu sesuai dengan kemajuan zaman.

Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya pimpinan sekolah mengetahui persoalan semakin kompleks yang sekolah hadapi. Karena itulah menurutnya pimpinan sekolah harus terus memperbarui ilmu setiap empat tahun.

“Setiap empat tahun harus diupgrade dan di-update pengetahuan para kepala sekolah agar tidak jumud,” ungkapnya di depan 120 kepala dan wakil kepala sekolah Muhammadiyah se-Jawa Timur, Rabu (13/12/23).

Dr Muhammad Sholihin menyampaikan Kajian Subuh Diksuspala Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur, Rabu (13/12/2023). (M. Roissudin/PWMU.CO)

Lima Tips

Mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya itu lantas memberikan tips agar kepala sekolah sukses mengembangkan lembaganya. Yakni memegang teguh lima kesadaran penting.

Pertama, sadar diri. Kepala Sekolah harus sadar bahwa dirinya adalah pimpinan sekolah sekaligus kader yang mendapat amanah untuk mengembangkan Sekolah. Sehingga harus totalitas dengan niat yang ikhlas.

“Jadi niatnya harus ditata dengan benar,  tidak bisa pimpinan itu leha-leha bersantai ria,” ungkap Sholihin.

Berikutnya harus sadar posisi. “Posisinya sebagai pimpinan harus mampu menjadi teladan bagi yang lain, bukan justru menjadi momok bagi guru. Harus menjadi pemersatu dan mengayomi semua pihak, bukan jadi momok yang menakutkan,” tegasnya.

Ketiga, sadar prestasi. Menurutnya, kepala sekolah harus sadar prestasi. Yakni setiap pekan atau bulan harus melahirkan prestasi baik prestasi kerja guru maupun siswa.

“Setiap pekan atau minimal setiap bulan harus ada banner ucapan selamat sebagai prestasi yang dipajang di depan sekolah,” tutur alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu.

Terakhir, dia menambahkan, kepala sekolah perlu sadar pentingnya kolaborasi dan organisasi untuk mengembangkan sekolah. “Kolaborasi berbagai potensi sekolah dengan pihak lain agar nama sekolah semakin dikenal dan diminati masyarakat,” imbaunya.

6F Syarat KS

Tak kalah penting, Pada Diksuspala yang digelar Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu, Sholihin juga memberikan 6F syarat menjadi kepala sekolah suskes.

Pertama, fokus. “Kepala Sekolah jangan nyambi kerjaan lain! Harus ditata niatnya,” ujarnya.

Kedua, fast. “Kepala sekolah harus sat-set, jangan malas, harus berani nekat, segera melakukan aksi kerja!” terang Sholihin.

Ketiga, fight. Dia menegaskan, kepala sekolah harus berani adu gagasan dan ide. “Tidak diam!” tambahnya.

Keempat, fun. “Kepala sekolah harus menjadi pribadi yang menyenangkan bukan menakutkan,” tuturnya.

Kelima, fleksibel. “Kepala sekolah harus luwes, tidak kaku, ada kebijaksanaan khusus demi kebaikan semua,” imbuhnya.

Keenam, friendly. Menurutnya, kepala sekolah harus merangkul anak buah. “Bukan sering-sering memberikan instruksi dan sekadar perintah tapi tidak memberikan teladan kebaikan,” tutupnya. (*)

Penulis Muhamnad Roissudin Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version