Jam Tidur Pejabat oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Jejak Kisah Pengukir Sejarah dan sembilan judul lainnya.
PWMU.CO – Gibran itu masalah di banyak urusan. Dia dinilai bermasalah jadi cawapres lewat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang kontroversial. Bermasalah lagi karena sidang MK dipimpin pamannya sendiri.
Gibran dimasalahkan karena tak berani hadir di Universitas Muhammadiyah Surabaya dalam Dialog Terbuka Bersama Calon Pemimpin Bangsa, Jumat (24/11/2023).
Di Dialog Interaktif Cawapres 2024 di TV-One pada 6 Desember 2023, Gibran juga tak muncul.
Esoknya 7 Desember 2023 sebuah media menulis: Gibran Pecahkan Rekor Tak Hadiri Debat, Terbaru Tak Muncul di TVOne.
Giliran dia datang di sebuah acara terbuka, dia terindikasi melanggar aturan kampanye. Berita media 5 Desember 2023 menulis: Gibran Diduga Melanggar, Bagi-Bagi Susu di CFD hingga Libatkan Anak-Anak.
Saat Gibran hadir di sebuah acara, dia hanya bicara dua menit. Perhatikan kabar pada 9 Desember 2023: Jauh-jauh dari Solo, Gibran Cuma Bicara 2 Menit di Cilincing.
Ketika Gibran bicara juga bermasalah. Dia katakan: Ibu hamil perlu asam sulfat. Gak bahaya tah?
Ingin Tidur
Paling membuat publik geleng-geleng kepala, saat pertemuan dia buru-buru menyudahi acara dengan alasan ingin tidur. Sudah waktunya jam tidur.
Tonton video yang beredar luas ini: Gibran: Jangan Ada Diskusi, Saya Mau Tidur (https://www.youtube.com/watch?v=S2aMS7N2has).
Di panggung, ada backdrop dengan tulisan: Diskusi Ekonomi Kreatif Bersama Mas Gibran.
Kala itu, Gibran sampaikan peserta yang hadir merupakan orang-orang hebat. Dia berharap, bukan dia yang kasih solusi atas masalah yang ada. Karena menurut Gibran, peserta diskusi lebih pintar dari dia.
Lantas Gibran meminta agar pukul 9 harus sudah selesai diskusinya sebab dia ingin tidur. ”Pokoknya santai aja, jam 9 pulang ya. Saya mau tidur ya,” kata Gibran.
Luar biasa! Seorang cawapres, di saat berbincang bersama masyarakat terkait aspirasi mereka, membatasi waktunya dengan alasan mau tidur.
Bayangkan, kalau dia menang Pemilu dan menjadi wakil presiden. Kira-kira apa kerjanya?
Sekarang, pindah ke lain fragmen. Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi. Ketika dikonfirmasi wartawan soal pelanggaran kampanye Gibran bagi-bagi susu di CFD, dia menjawab: masih tidur.
Wartawan menulis berita: Heru Budi Tak Tahu soal Dugaan Kampanye di CFD: Saya Masih Tidur.
Ahad (3/12/2023), di CFD (Car Free Day) Bundaran HI Jakarta Pusat, Gibran membagikan susu kepada masyarakat yang tengah menikmati hari bebas kendaraan bermotor.
Itu masalah. Arena CFD bukan untuk aktivitas kampanye Pemilu. Gubernur pura-pura tidak tahu dengan mengatakan saat kejadian dia sedang tidur.
Inilah Pemimpin!
Mari buka sejarah! Umar bin Khaththab ra adalah pemimpin yang sangat peduli kepada rakyatnya.
Umar tak punya jam tidur. Kadang malam-malam dia keliling kota. Diam-diam melihat kehidupan rakyatnya. Dia khawatir jika ada hak-hak rakyat yang belum ditunaikan oleh pemerintah.
Di sebuah malam, ditemani sahabat Aslam, Umar bin Khaththab ra sampai di sebuah gubuk. Dia mendengar tangis anak-anak yang kelaparan menunggu rebusan di tungku.
Anak-anak itu lalu tertidur. Umar penasaran. Diketuklah pintu dan memberi salam.
”Maaf, terlihat anak-anak ibu lapar. Mengapa masakan ibu tak kunjung matang?” tanya Umar.
”Tidak ada makanan. Saya hanya merebus batu supaya anak-anak tenang menunggu makanan sampai mereka tidur,” jelas ibu yang janda.
”Mengapa ibu tidak minta bantuan Khalifah,” ujar Umar.
”Khalifah tak peduli! Dia sibuk,” sahut ibu janda ini.
Umar terkesiap. Lalu dia pamit. Bergegas menuju Baitul Maal. Dia ambil sekarung gandum dan memikulnya menuju gubuk tadi.
Aslam yang menyaksikan hal itu tak tega. ”Biar saya yang memikulnya, ya Khalifah,” pinta Aslam.
”Tidak, terima kasih. Kelak apa bisa engkau memikul dosa saya di akhirat karena saya telah membiarkan rakyat kelaparan,” tukas Umar.
Sambil memikul gandum di kegelapan malam, Umar melangkah menuju rumah janda dan anak-anaknya.
Inilah, potret pemimpin amanah!
Refleksi Kita
Duhai semua (calon) pemimpin. Teladani Umar bin Khaththab ra. Malam-malam masih bersedia melayani umat. Demi kesejahteraan mereka.
Bahkan keselamatan seekor keledai menjadi pikiran Umar. Dia berkata: andai ada seekor keledai terperosok di Kota Baghdad niscaya Umar akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Dia khawatir dengan gugatan ini di Hari Perhitungan: Mengapa Umar bin Khththab tidak meratakan jalan?
Umar yang tinggal di Madinah memikirkan kesejahteraan rakyatyang di Baghdad dan keledainya.
Itulah contoh pemimpin yang hati dan penglihatannya selalu berjaga. Perhatiannya tidak pernah tidur.
Tabu menjadikan tidur sebagai alasan untuk menyudahi perhatian kepada masyarakat yang sedang menyampaikan aspirasinya.
Sekarang bisakah rakyat berharap kepada calon pemimpin yang masih sempat-sempatnya memikirkan jam tidur ketika berada di tengah masyarakat?
Editor Sugeng Purwanto