Sejarah Bank Sampah
Bank Sampah Makmur Bersama yang dikelola oleh Yeni Rumanti dan dibantu Nur Hidayah berdiri sejak tahun 2019. Mulanya untuk mendaur ulang sampah di lingkungannya.
Yeni menceritakan berawal dari kegiatannya berjualan di pasar yang melihat banyaknya kantong plastik terbuang sia-sia. Kemudian dia menemukan ide untuk mendaur ulang sampah tersebut.
Ide tersebut dikuatkan kembali dengan mengikuti pelatihan di Yogyakarta tahun 2018. Dari hasil pelatihan tersebut Yeni pun mengimplementasikannya pada tahun 2019 di lingkungan tempat ia tinggal.
Dia menjelaskan, kini proses pengumpulan sampah melalui sosial media dan sebagian melibatkan warga dari beberapa RT. “Dari luar desa pun, alhamdulillaah juga banyak yang mengirimkan bekas sampah maupun bekas minyak goreng yang sudah tidak terpakai,” katanya.
Dari kegiatan ini dia mengaku mendapat penghasilan dan bahkan bisa menjadi sponsor salah satu komunitas dakwah di Trenggalek dalam pelaksanaan kegiatan kajian dakwah anak muda.
“Kami sama sekali tidak pernah membayangkan kalau rongsokan (barang bekas) bisa jadi sponsor dan dikenal oleh masyarakat meskipun belum meluas, kami tahu ini masih baru dan proses mandiri, namun kami niatkan untuk tetap semangat dalam mendaur ulang sampah,” terangnya.
Penghasilan yang dihasilkan dari daur ulang sampah pun Alhamdulillah setiap bulan ada uang masuk. Niat utama kami adalah untuk ikut andil dalam menjaga alam ini dari limbah plastik dan pembuangan sisa minyak goreng bekas (jlantah) yang dapat kami daur ulang menjadi berbagai jenis aneka ragam yang mampu membantu perekonomian masyarakat khususnya.
Senang Dikunjungi Siswa
Yeni mengaku senang atas kedatangan siswa MIM Dermosari. Sebab menurutnya anak-anak adalah aset terbesar baginya dalam berbagi ilmu. “Kami sennag bisa menjelaskan kepada mereka tentang rumah bank sampah. Kami memberikan pengertian kepada mereka agar tetap menjaga lingkungan dengan baik, dengan mengurangi pencemaran oleh limbah di lingkungan sekitar,” tuturnya.
Harapan kami, sambungnya, agar para siswa MIM Dermosari mempunyai jiwa jaga bumi dari limbah plastik dan bekas minyak goreng yang terbuang sia sia. “Kami juga senang jika MIM Dermosari atau bahkan sekolah lain di Kecamatan Tugu dapat bergabung bersama kami untuk sedekah rongsok dan minyak goreng bekas di pada bank sampah kami,” ujarnya.
“Intinya dari kami satu, meskipun hanya rongsokan yang terlihat biasa saja. Namun tetaplah meminta izin kepada pemiliknya, meskipun itu dibuang dengan percuma. Tidak sekadar pungut ambil jual saja. Sebab hati dan keinginan orang itu berbeda beda. Cari ikhlas orang itu susah jadi awali gerakan kerja itu dimulai dari izin pemiliknya, maka Allah akan me-ridhai. Tetap semangat dan Amanah dalam merawat bumi,” tuturnya. (*)
Rumah bank sampah dapat di akses melalui sosial media Facebook https://www.facebook.com/profile.php?id=61550939400507&mibextid=ZbWKwL “Makmur Bersama” (*)
Editor Rizka Ayu Fitrianingsih Editor Mohammad Nurfatoni