PWMU.CO – Muhammadiyah siap masuk industri pertambangan, menjadi pelaku yang tidak untuk memburu profit tapi demi kemaslahatan bangsa.
Demikian yang disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Muhadjir Effendy MAP dalam Tabligh Akbar dan Resepsi Milad ke-111 Muhammadiyah, yang bertempat halaman kantor PDM Sidoarjo, Jl Mojopahit 666B Sidoarjo, Ahad (17/12/23).
Di awal, Muhadjir Effendy menjelaskan manfaat program hilirisasi pemerintah terkait Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. “Pemerintah melakukan hilirisasi, yakni pemanfaatan sumber daya alam. Dulu penambang hasilnya langsung dijual ke luar, sekarang tidak boleh menjual barang mentah ke luar negeri, tetapi dijadikan setengah jadi dulu. Keuntungan bagi Indonesia menjadi nilai tambah, transfer teknologi dan meningkatkan lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia, itu menjelaskan bahwa nikel kalau diekspor mentahan setahun Indonesia hanya mendapat 15 triliun. “Tapi kalau Indonesia kelola sendiri, maka setahun bisa menjadi 300 triliun. Maka, sebelum ada hilirisasi, berapa harta Indonesia yang dirampas pihak luar,” tuturnya.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu juga bercerita tentang Freeport. “Freeport menghasilkan tembaga dan emas, dikirim mentahan keluar. Perusahaan asal Amerika itu tidak perlu menggali, tinggal menghancurkan gunung. Lalu dinilai kandungannya. Kalau dijual mentahan kita tidak tahu di dalamnya masih ada kandungan apa saja. Sehingga, pemerintah sekarang mempunyai saham 51 persen, di Gresik akan dibangun Smelter Freeport, untuk mengelola hasil tambang dari Freeport,” terangnya.
Dia mengingatkan agar warga Muhammadiyah tidak ketinggalan, tetapi bisa mengambil bagian, menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). “Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dan Universitas Muhammadiyah Gresik (UM Gresik) bisa menyiapkan lulusan yang bisa bekerja di smelter. Inilah Muhammadiyah, bisa berkontribusi dan beradaptasi,” imbuhnya.
Muhammadiyah Siap Masuk Industri Pertambangan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 2016-2019, itu menginformasikan bahwa Muhammadiyah juga akan berkontribusi di dunia industri pertambangan, “Muhammadiyah juga menyiapkan masuk ke industri pertambangan, sedang menjajaki, mohon didoakan. Kita tidak sekadar mengritik dari luar, tetapi menjadi pelaku. Muhammadiyah tidak memburu profit, tetapi kemaslahatan untuk bangsa, ingin tahu rasanya menjadi penambang agar tidak merusak lingkungan. Minta tolong perguruan tinggi yang mempunyai keahlian di bidang lingkungan, menyiapkan caranya agar bertambang tanpa merusak lingkungan,” ucapnya.
Pada sektor Sumber Daya Manusia (SDM), Muhadjir menyampaikan, pemerintah melakukan huluisasi seperti penanganan terhadap stunting. Menurutnya, pemerintah menyisir dari yang paling hulu, yakni calon ibu. “Di dalam hadits dijelaskan, pentingnya seorang perempuan. Secara nash al-Quran dan akademik, kedudukan perempuan tiga kali lipat dari seorang laki-laki. Karena masa depan sebuah negara yaitu ibu. Perempuan itu tiang negara, kalau wanita rusak maka rusaklah negara, tetapi jika wanita itu shalihah, maka majulah negara tersebut,” paparnya.
Pria kelahiran Madiun, 67 tahun lalu itu menjelaskan secara teknis upaya pemerintah dalam memerangi stunting, yakni mulai dari menyiapkan calon ibu, persiapan pernikahan, hingga anak masih dalam kandungan. “Pada siklus menstruasi perempuan, yang perlu diwaspadai yaitu anemia kronis, mencegah anemia kronis dimulai dari Aisyiyah dan anak-anak SMA Muhammadiyah. Anemia kronis akan pengaruh kepada kesehatan rahim, kalau mengalami anemia kronis mempunyai potensi gangguan janin, salah satu akibatnya stunting dan lain-lain,” jelasnya.
Angka Pernikahan Dini Tinggi
Salah satu pencegahan stunting dalam tahap pernikahan yaitu menyiapakn calon pengantin yang sudah cukup umur, baik secara ekonomi maupun psikologinya siap.
Muhadjir mengatakan, angka pernikahan dini saat ini sangat tinggi. “Sekarang kalau menikah tetapi lengannya kecil, diperiksa, ditangguhkan dulu untuk punya anak. Kalau dalam kandungan, di setiap Puskesmas sudah ada USG, bisa diperiksa panjangnya berapa, lingkar kepalanya berapa, kalau kurang besar maka dibesarkan di dalam perut. Stunting bukan panjang atau kecil, tetapi ukuran kepala ada standarnya, jika ukuran kepala kurang, maka nutrisi ibunya akan ditambah,” ungkapnya. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.