PWMU.CO – Sukses, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Jurnalisme Digital.
Kegiatan dilaksanakan di Ruang Mini Teater Gedung Laboratorium Ilmu Komunikasi Lantai 7 Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (16/12/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan Majelis, Lembaga Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Organisasi Otonom (Ortom) Se-Kota Yogyakarta. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir.
Ketua MPI Kota Yogyakarta, Drs H Rochmat MPd mengatakan, dirinya sangat bangga dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Rochmat memaparkan bahwa kehadiran jurnalis di era kontemporer sangat penting. Menurutnya, kehadiran jurnalis itu sebagai garda terdepan dalam menginformasikan kepada masyarakat peristiwa yang tengah terjadi di ruang publik.
“Alhamdulillah pada siang hari ini kita bisa hadir di ruangan ini untuk mengikuti kegiatan pelatihan digital Jurnalisme. Kami sampaikan terima kasih atas kehadiran bapak dan ibu untuk mengikuti kegiatan ini. Kami memandang kegiatan ini sangat tepat bagi ,” jelasnya.
Rochmat mengharapkan setelah kegiatan ini selesai, para peserta agar bisa menjadi jurnalis. Utamanya dapat menulis, meskipun tulisan itu sangat sederhana.
“Kami berharap peserta dapat mahir menulis. Dan makin berkembang menjadi seorang jurnalis. Nah, jurnalis itu sangat penting dan menjadi garda terdepan untuk memberitakan kepada orang lain terkait kejadian yang baru hangat terjadi,” ucapnya.
Menulis Bukan Bakat
Dalam sesi penyampaian materi, Jurnalis Suara Muhammadiyah dan Dosen FKIP UAD Yogyakarta, Muhammad Ridha Basri mengatakan, proses menulis sangat mudah diejawantahkan. Sebab, hal itu bukan sebuah bakat, akan tetapi sebuah tempaan yang terus dilatih sedemikian rupa dan secara berkelanjutan.
“Menulis itu sangat mudah. Karena menulis bukan sebuah bakat bawaan. Jadi saya sangat yakin bahwa semua orang pasti bisa menulis,” katanya.
Ribas (sapaan akrabnya) menyampaikan, dalam proses menulis, tidak selalu berjalan mulus. Baginya, kegagalan adalah sebuah keniscayaan yang dari situ kemudian sebagai bejana untuk menggembleng dan memaksa diri agar terus belajar menulis sampai berhasil.
“Menulis adalah sebuah kemampuan. Kemampuan akan dikuasai dengan dipelajari dan dilatih. Dalam prosesnya, pasti akan menemui kegagalan,” ujarnya.
Sementara itu, Editor PWMU.CO, Nely Izzatul Maimanah menyampaikan materi pentingnya menyebarkan dakwah Muhammadiyah lewat digital, karena hal itu sejalan dengan semangat Muhammadiyah sebagai organisasi berkemajuan.
“Kita masih memiliki tugas berat di dakwah digital ini dan sudah semestinya kita meramaikan algoritma google dengan konten-konten dakwah Muhammadiyah,” paparnya.
Dia menjelaskan, saat ini untuk menjadi seorang jurnalis atau wartawan tidak menjadi hal yang susah. Apalagi saat ini muncul istilah citizen jorunalism (jurnalisme warga) dan mobile jurnalism (jurnalisme gawai).
“Bahwa setiap orang atau masyarakat bisa berkesempatan tampil menjadi seorang jurnalis. Dalam citizen jurnalism ini kegiatan yang biasa dilakukan adalah pencarian, pengumpulan data, dan penyusunan informasi berita dengan penulisan sesuai dengan gayanya sendiri,” paparnya.
Praktik Menulis Berita
Dia juga menceritakan, bahwa PWMU.CO memiliki penulis-penulis relawan yang biasa disebut kontributor dengan jumlah 400 lebih. Kontributor tersebut tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur bahkan juga luar Jawa Timur.
“Kontributor-kontributor tersebut merupakan sumber daya manusia (SDM) unggulan kami. Mereka kami sebut sebagai relaban (relawan yang rela berkorban). Karena tanpa bayaran, tanpa gaji, mereka semangat menulis. Bahkan saat tulisannya dimuat di PWMU.CO saja mereka sudah sangat berbahagia,” ucapnya.
Di akhir materi, Nely mengajak para peserta untuk langsung praktik menulis tentang pelatihan digital ini. Para peserta diberikan waktu 30 menit, kemudian dipilih dua peserta terbaik yang mendapat goodie bag dari panitia. (*)
Penulis Cristoffer Veron Editor Nely Izzatul