PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pangkatrejo Lamongan menyelenggarakan Resepsi Milad Ke-111 Muhammadiyah berpusat di halaman Masjid Al-Azhar Gedangan, Maduran, Lamongan, Ahad (17/12/2023).
Resepsi milad ini dihadiri dua tokoh. Ialah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Hidayatulloh MSi dan Anggota DPR RI Prof Zainuddin Maliki MSi.
Penampilan para siswa TK Aisyiyah, MI, dan MTs Muhammadiyah memeriahkan resepsi itu. Ada pula Pengukuhan Pimpinan Cabang (PC) Pemuda Muhammadiyah dan PC Nasyiatul Aisyiyah Pangkatrejo Lamongan periode 2023-2027.
Dalam ceramahnya, Hidayatulloh mengawali dengan menghitung usia Muhammadiyah. “Dalam perhitungan Miladiyah, sejak kelahirannya 18 November 1912 hingga kini, Muhammadiyah telah berusia 111 tahun dan ini merupakan usia yang sangat matang bagi sebuah organisasi sosial kemasyarakatan,” ujarnya.
“Perjalanan panjang yang telah dijalani Muhammadiyah dalam melangsungkan gerakan dan perjuangannya seakan tidak bisa dihentikan. Bahkan diprediksi Muhammadiyah akan terus hidup, tumbuh dan berkembang selamanya,” imbuhnya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) itu bertanya pada seluruh peserta yang hadir. “Mengapa Muhammadiyah ini bisa terus tumbuh berkembang sehingga menjadi semakin besar, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia?” tanyanya pada peserta yang terdiri jajaran PW Pemuda Muhammadiyah Jatim, Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Lamongan, PD Pemuda Muhammadiyah (PM) dan PD Nasyiatul Aisyiyah (NA) Lamongan, Camat dan Forkopimcam Maduran, serta keluarga besar Muhammadiyah Pangkatrejo Lamongan.
Hidayatulloh menjelaskan, “Sampai saat ini Muhammadiyah telah berkembang di seluruh wilayah Nusantara, mulai Aceh sampai dengan Papua, bahkan kini telah berdiri Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIM dan PCIA)
Tidak kurang dari 30 negara di dunia telah berdiri PCIM dan PCIA.”
Selain organisasinya yang terus berkembang, kata Hidayatulloh, amal usahanya juga terus bertambah banyak. “Puluhan ribu masjid dan mushalla, puluhan ribu sekolah dan madrasah, ratusan perguruan tinggi, ratusan rumah sakit dan layanan kesehatan lainnya, ratusan panti asuhan, ribuan unit usaha dibidang ekonomi dan keuangan, dan ribuan lagi amal usaha lainnya,” sambungnya.
Hidayatulloh lantas menanyakan, “Apa rahasianya yang menjadikan Muhammadiyah terus tumbuh, berkembang, dan meningkat?”
“Muhammadiyah itu secara utuh mempunyai dua dimensi, yaitu Muhammadiyah sebagai organisasi atau persyarikatan dan Muhammadiyah sebagai gerakan atau harakah,” jelasnya.
Sebagai organisasi, dia melanjutkan, Muhammadiyah setidaknya mempunyai dua ciri utama. Yaitu tersistem dan teratur, mulai dari tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang, dan ranting. Adapun sebagai gerakan, Muhammadiyah juga mempunyai dua ciri utama. Yaitu selalu bergerak dinamis dan melahirkan perubahan ke depan, dalam arti berkembang dan meningkat.
Menguatkan penjelasan itu, bapak tiga anak ini menyisipkan wasiat Kiai Haji (KH) Ahmad Dahlan kepada anak-anaknya berikut ini, “Mengingat keadaan tubuhku, kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua, sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan ku wariskan kepadamu sekalian. Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya.”
Pengertian anak dalam konteks ini, lanjut Hidayatulloh, ada dua, yaitu anak secara biologis dan anak secara ideologis. “Kita semuanya ini meskipun bukan sebagai anak biologis, tetapi kita menjadi anak ideologis KH Ahmad Dahlan. Oleh karena itu, wasiat yang disampaikan KH Dahlan juga itu berlaku untuk kita. Maka pastikan kita mampu menjaga dan memelihara Muhammadiyah ini dan amal usahanya dengan sepenuh hati, sehingga Muhammadiyah kita ini terus berkembang selamanya,” tegasnya.
Untuk memastikan Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) ini terus berkembang, Hidayatulloh meminta semua yang hadir untuk memastikan Muhammadiyah dan AUM hari ini lebih baik dari kemarin sebagaimana esok lebih baik dari hari ini. Dalam menjelaskan hal ini, Hidayatulloh mengaitkan dengan dengan hadis Nabi SAW:
“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia adalah orang yang beruntung atau sukses. Barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka dia adalah orang yang rugi, dan barang siapa yang hari ini lebih jelek dari kemarin, maka dia adalah orang merugi atau bangkrut.”
Mengakhiri ceramahnya, Hidayatulloh menyampaikan satu ayat di dalam al-Quran as-Saff ayat 4, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Dari ayat itu, Hidayatulloh merumuskan 5K, yaitu kompak, kuat/kokoh, kontribusi, konsisten, dan komitmen. “Untuk memastikan Muhammadiyah dan Amal Usahanya akan terus berkembang dan meningkat, maka harus dijaga kekompakan, tidak boleh terjadi keretakan apalagi perpecahan di dalam Muhammadiyah dan Amal Usahanya,” ujarnya.
“Kekompakan yang dijalankan harus melahirkan kekuatan atau kekokohan, sehingga tidak mudah goyah, meskipun ada goyangan dan godaan yang besar. Untuk bisa mewujudkan kekuatan dan kekokohan, maka masing-masing harus memberikan kontribusi terbaiknya,” imbuhnya.
Dari 5K yang sudah dilakukan perlu disadari semua itu harus dijalankan dengan komitmen. “Artinya, semua yang kita lakukan harus bisa dipertanggungjawabkan, tidak hanya dipertanggungjawabkan di dunia ini, tetapi sampai diakhirat nanti,” pungkasnya. (*)
Penulis Dian Rahma Santoso Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni