PWMU.CO – Pelatihan guru PAUD ABA Percontohan Bojonegoro Jawa Timur untuk meningkatkan kapasitas pendidik serta membangun Sumber Daya Manusia (SDM) guru, Selasa (19/12/2023).
PAUD Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Percontohan menggelar pelatihan guru yang dibarengkan dengan pertemuan Gugus PAUD 8 berpusat di Musholla sekolah di Jl Dr Sutomo No 59 Bojonegoro.
Diikuti 35 peserta terdiri dari 5 lembaga Gugus Paud 08 Kecamatan Bojonegoro, Kepala TK Aisyiyah Bustanul Athfal Percontohan Dwi Anjarwati mengatakan pelatihan merupakan agenda akhir tahun program sekolah untuk meningkatkan kapasitas pendidik serta membangun SDM guru.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Kak Alif Robath Safiu Surur yang telah bersedia menjadi narasumber dalam pelatihan kali ini. Pelatihan tahun ini yang bertepatan dengan pertemuan gugus paud 08 menambah ilmu dan semangat para rekan guru,” ujarnya.
Ketua Gugus Paud 08 suharminingsih MPd merasa bahagia di pertemuan rutin kali ini sebab menjadi istimewa dengan adanya pelatihan yang mendatangkan nara sumber dari luar. “Pelatihan yang sangat bagus dan sangat diperlukan para rekan guru,” ujarnya.
Dalam materinya, Alif Robath Safiu Surur SPsi CH CHt CNNLP CT menjelaskan tentang mengapa penting dan urgent untuk dibahas?
“Pertama, manusia digerakkan oleh emosinya. Semua perilaku manusia digerakkan oleh emosinya dulu, baru kemudian logika akan mengikuti,” katanya.
Contoh, orang menyapu rumah karena seneng rumahnya bersih atau karena tidak suka rumahnya berantakan, semua itu berdasarkan emosi/perasaan dulu. Begitu jg guru dalam mendidik anak-anak kalau emosinya sedang baik, senang, bahagia, maka hasilnya juga akan maksimal.
“Begitu pula sebaliknya, Meskipun materi yg diajarkan sama, tapi kalau dengan perasaan/emosi yg berbeda, maka hasilnya juga akan berbeda,” ujarnya.
Kedua, emosi adalah faktor terbesar penentu kesuksesan. Berdasarkan hukum Paretto 80% kesuksesan manusia ditentukan oleh seberapa hebat ia mengelola emosinya. Karena didalam emosi atau perasaan.
“Ia mengelola kedisiplinan, keberanian, percaya diri, rendah hati, empati kepada orang lain, pada kesemuanya itu menjadi pondasi utama dalam membina hubungan dengan orang lain,” jelasnya.
Ketiga, emosi yang terlalu lama dipendam akan menghasilkan luka yg mendalam. Penting sekali untuk melepaskan emosi negatif yang ada didalam diri kita. Karena manusia tidak selamanya ia memiliki perasaan positif, terkadang ada perasaan-perasaan negatif yang muncul sebab pengalaman yangg bisa jadi menyebabkan trauma. Padahal justru itu membahayakan bagi kesehatan mentalnya.
“Oleh karenanya penting sekali untuk melepaskan emosi negatif, salah satunya lewat terapi menulis seperti diary yang bersifat rahasia untuk melepaskan emosi negatif yang ada, lalu mencoba untuk menenangkan dengan cara mengubah sudut pandang yang positif dengan mencari hikmah yang ada,” ucapnya.
Guru Kelompok A Paud Aisyiyah Bustanul Athfal Percontohan Yulianti merasa terharu dengan mengikuti pelatihan ini. “Saat sesi menuliskan perasaan di kertas, yang terjadi perasaan campur aduk dan akhirnya bisa plong melepas segala beban perasaan yang terpendam selama ini,” ujarnya. (*)
Penulis Dwi Anjarwati. Editor Ichwan Arif.