PWMU.CO – PRM Pondok Labu Jakarta tempat Prof Din Syamsuddin sekarang berkiprah. Dia menjadi ketua PRM itu. Dia sangat bangga dengan PRM ini karena anggota orang-orang top.
Hal itu diceritakan saat mengisi Tabligh Akbar Milad ke-111 Muhammadiyah yang diselenggarakan PDM Kabupaten Kediri bertempat di Masjid al-Amin Jl HOS Cokroaminoto Badas Kediri, Senin (18/12/2023).
Awalnya Din Syamsuddin menyarankan, pilihlah pemimpin dengan niat keagamaan, ibadah lillahi ta’ala, dakwah dan jihad. Gunakan akal sehat, bukan emosi bukan perasaan, bukan nafsu memilih, karena dia yang datang membawa sumbangan.
”Kita pilih pemimpin ya sesuai dengan prinsip agama Islam, terutama rekam jejak dan yang mempunyai sifat kenabian yakni siddiq, amanah, tabligh, fathonah,” katanya.
Lalu dia mohon maaf kepada Ketua PDM Kediri soal saran tadi. ”Maaf Ketua PDM Kediri yang menyarankan ini hanya ketua Ranting Muhammadiyah bukan ketua umum Pimpinan Pusat, bukan Wilayah, bukan Daerah bukan Cabang, saya Ketua Pimpinan Ranting di tempat kami tinggal di Kelurahan Pondok Labu di Jakarta Selatan,” katanya.
Namun, sambung dia, PRM Pondok Labu agak istimewa karena ada penasihat. Ketua penasihat Prof Dr Jimly Asshiddiqie (Ketua MK MK).
”Anggota Penasihat: Prof Dr Riyaas Rasyid, Prof Dr Jurnalis Udin, Dr Adi Sasono (almarhum), dan Prof Dr Anies Baswedan,” jelas Din yang disambut hadirin dengan tepuk tangan.
”Itu penasihat ranting, saya dengar beliau jadi capres ya,” seloroh Din kembali disambut tawa terpingkal-pingkal dan tepuk tangan.
”Kalau berhasil waduh, yang paling bangga adalah Ranting Muhammadiyah Pondok Labu,” ujarnya. Tepuk tangan meriah kembali terdengar bersahut sahutan.
”Ternyata punya presiden, kalah PDM Kabupaten Kediri dengan Ranting kami,” gurau Din Syamsuddin lagi.
”Saya kira warga Muhammadiyah adalah orang-orang cerdas. Ada ungkapan bahasa Arab: cukuplah bagi orang-orang cerdas itu isyarat, kalau sudah tidak paham isyarat dari pertanda bukan orang cerdas,” katanya.
Lalu dia mengakhiri dengan mengajak berdoa. ”Kalau ada doa hampir semua agama mengucapkan Aamiin. Kalau agama Kristen juga Emin maka enggak usah diganti kobul,” katanya memancing tawa lagi.
Dia cerita sudah WA Ketua KPU Hasyim Asy’ari dan bertanya mengapa KPU ketika acara debat capres meniadakan pembacaan doa?
Karena Din Syamsuddin mengajak hadiri berdoa: Allahumma walli alaina khiyarana wa laa tuwalli alaina sirarana.
(Yaa Allah, hadirkan untuk memimpin kami orang baik dia ntara kami, dan jangan Paduka hadirkan untuk memimpin kami orang jahat di sekeliling kami.)
Penulis Dahlansae Editor Sugeng Purwanto