PWMU.CO – TK Aisyiyah 41 Menganti belajar bareng pakar pendidikan inklusif, Senin (18/12/2023).
Ini bentuk tindak lanjut Workshop Penguatan Pendidikan Inklusif. Beberapa waktu lalu, Kepala Sekolah TK Aisyiyah 41 Nadhirotul Mawaddah SH bersama seluruh kepala sekolah penggerak angkatan kedua mengikuti workshop khusus Kepala Sekolah Penggerak itu. Alhasil, dia bersama lima kepala sekolah lainnya yang tergabung dalam kelompok belajar antarsatuan Program Sekolah Penggerak (PSP) angkatan ke-2 PAUD 3 kabupaten Gresik berinisiatif mengadakan bimbingan bagi para guru di lembaga masing-masing.
Agar pemahaman tentang pendidikan inklusif bisa sama antara guru yang satu dengan yang lain, maka diputuskan untuk melaksanakan kegiatan bersama di Rumah Makan Berkah Ilahi Hendrosari, Menganti, Gresik, Senin (18/12/2023).
“Workshop ini upaya untuk mengajak semua rekan guru kami tentang bagaimana kita semua memiliki tanggungjawab untuk memberikan pelayanan kepada anak didik bagaimanapun kondisinya,” terang Umul Farida SPd, Ketua Kegiatan, dalam sambutannya.
Sebanyak 37 peserta dari unsur guru dan kepala sekolah 6 lembaga PAUD penggerak di wilayah Gresik selatan mengikutinya. Yaitu TK Aisyiyah 41, TKIT Handayani, TK Kartika Mulya, TK Ananda, TK Sharon dan TK Umar Masud yang merupakan satu-satunya sekolah penggerak di Pulau Bawean.
Sang narasumber Kepala SMPN 5 Surabaya Dr Triworo Parnoningrum MPd menyampaikan apa saja ciri atau hambatan pada PDBK. Woro, panggilan akrabnya, juga menerangkan cara identifikasi awal sampai cara penyusunan instrumen asesmen bagi PDBK.
“Ayo semuanya kita ikuti lantunan lagu dan gerakan bahasa isyarat yang ada di layar!” ajak Woro kepada semua peserta. Hal ini sangat menarik perhatian para peserta.
Mereka kemudian bersama-sama bernyanyi dengan menggunakan isyarat tangan layaknya penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Nofia Firdawati SPd, salah satu guru TK Aisyiyah 41, tiba-tiba berjalan ke belakang lalu meminta tisu kepada panitia.
“Saya terharu melihat video yang diputar oleh Bu Woro,” terangnya ketika panitia yang bertugas menanyakan mengapa ia menangis. Dia membayangkan bagaimana wajah-wajah polos murid-muridnya di sekolah.
“Alhamdulillah kegiatan workshop ini sangat menguatkan saya terkait pendidikan inklusif dan insyaallah semakin termotivasi untuk menerima anak-anak istimewa ini di lembaga kami,” ungkap Novi Saodah, salah satu peserta terjauh dari TK Umar Masud Bawean.
Workshop ini juga dihadiri Pengawas TK Dinas Pendidikan Kecamatan Menganti Artin SPd MSi. Dalam sambutannya, Artin menyampaikan kesan yang sangat luar biasa dan bangga kepada para guru TK yang telaten menerima anak-anak didik dengan berbagai keunikan. Selain itu, dia mengharap adanya perhatian lebih dari pemerintah khususnya kepada sekolah-sekolah yang menerima PDBK.
Baca sambungan di halaman 2: Cara Identifikasi PDBK