PWMU.CO – Liburan, MI Muhammadiyah 5 (MI Mulia) Cangaan menyelenggarakan Parenting Class bertema Kiat Sukses mendidik Generasi Z yang Berakhlak dan Berprestasi.
Parenting di aula MI Mulia Cangaan, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik Jawa Timur, itu mengajak orang tua menjadi guru selama anak liburan di rumah, Selasa (19/12/2023).
Sebelum Kepala Madrasah Ummu Salamah SAg menyampaikan sambutan, siswa kelas VI MI Mulia Muhammad Kavindra Alvaro membaca ayat suci al-Quran.
Ummu Salamah menyampaikan, “Agar cita-cita ingin memiliki anak yang shaleh, sukses dunia akhirat dan menggembirakan orang tua dapat terwujud, maka harus ada sinergi antara sekolah dan orang tua.”
Artinya, sambung Ummu Salamah, orang tua tidak boleh pasrah secara total atau pasrah bongkokan (bahasa Jawa). “Selama liburan, orang tua harus menjadi guru bagi anaknya di rumah. Mendampingi pelaksanaan ibadahnya, belajarnya dan berakhlak yang baik di rumah,” tuturnya.
Dia mengenang, “Selama di sekolah, anak selalu terbiasa disiplin, shalat Dhuha, belajar dengan tertib, berjamaah shalat Dhuhur, berbicara dan berperilaku sopan santun.”
Pada acara parenting ini juga ada pameran hasil kreasi siswa Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Yakni karya siswa kelas I dan IV sebagai implementasi Kurikulum Merdeka (Kumer) di ruang kelas I.
Perbedaan Generasi
Parenting Class disampaikan Kepala Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Nurul Yaqin Cangaan Miftachul Maayis SPdI. “Beda generasi, beda pula cara ‘treatmentnya’ (penanganannya). Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menghadapi seseorang dari generasi tertentu agar tetap klop dan enak ngobrolnya,” terangnya.
Maayis menerangkan, perbedaan zaman dan peristiwa yang terjadi di setiap generasi memengaruhi seseorang dalam menjalani hidupnya. Oleh karena itu, hal tersebut secara tidak langsung dapat memberi pengaruh terhadap pembentukan karakter maupun cara pandang seseorang.
“Adanya pembagian generasi ini dikarenakan kapan kita lahir akan mempengaruhi perilaku, persepsi, nilai, dan kebiasaan. Dengan kata lain, setiap generasi memiliki karakternya masing-masing,” ujarnya.
Maayis mengungkap, di Indonesia pun ada pengelompokan generasi menjadi 6. Generasi-generasi ini terbagi berdasarkan tahun kelahirannya.
Pertama, Preboomer. “Generasi preboomers lahir sebelum tahun 1945. Saat terjadi kriris global karena adanya perang dunia ke-2 sehingga generasi pre boomers ini hidup dalam kekurangan. Tapi mereka mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi serta bertanggung jawab dan patriotisme (kepahlawanan),” ungkapnya.
Kedua, generasi Baby Boomers. Generasi ini lahir pada tahun 1946-1964, lahir dan tumbuh ketika zaman belum modern dan minim lapangan pekerjaan.
“Mereka mempunyai karakteristik seperti berkomitmen, mandiri, kompetitif, mempunyai karakter yang matang, setia dan rela bekerja keras untuk anak-anak dan keluarga,” urainya.
Ketiga, Generasi X. “Adalah generasi yang lahir pada tahun 1965-1980. Gen X lahir ketika teknologi sedang berkembang pesat namun belum seperti saat ini sehingga familiar dengan dunia digital dan non digital,” ungkapnya.
Maayis juga memaparkan karakteristik generasi X. “Lebih individualitas, pragmatis, sinis, lebih toleran terhadap berbagai gaya hidup dan perbedaan kultur, senang mengambil risiko dan mampu bertanggung jawab, banyak akal, cerdas, logis, dan mampu mencari solusi dari masalahnya,” urainya.
Keempat, Generasi Y atau milenial. Yakni generasi yang lahir pada tahun 1981-1996. Generasi ini tumbuh bersamaan dengan munculnya teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga Gen Y mengenal gawai, bisa mengakses komputer dan memiliki sosial media.
“Hal tersebut membentuk karakter yang kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan teknologi, tingkat pendidikan yang baik, cerdas teknologi, berani, inovatif, kreatif, dan modern, terbuka terhadap perubahan,” papar Maayis.
Kelima, Generasi Z. Genarasi ini kelahiran tahun 1997-2012. Serupa dengan Gen Y, Gen Z juga tumbuh dengan teknologi, internet, dan sosial media sehingga dikenal sebagai generasi pecandu teknologi dan cenderung anti sosial.
“Akrab dengan teknologi dan internet membuat Gen Z kaya informasi. Namun, ketergantungan terhadap teknologi membentuk karakter yang keras kepala, suka sesuatu yang instan, selalu terburu-buru, demokratis dan sangat kreatif,” imbuhnya.
Keenam, Gen Alpha. Generasi ini didominasi kelahiran 2012 sampai sekarang. Gen Alpha mempunyai karakteristik adaptif, bermain dengan permainan yang berbasis aplikasi, pembelajaran berfokus pada keterampilan, kolaboratif dan mengutamakan pendidikan.
3 Kiat Sukses Mendidik Anak
Maayis, menambahkan, kiat sukses mendidik anak agar berakhlak dan berprestasi ada tiga cara. Pertama, tauhid yang kuat.
“Mendidik anak agar mempunyai keyakinan bahwa menyembah dan beribadah hanya kepada Allah yang Esa saja tidak boleh menyekutukan dengan lainnya,” tegasnya.
Kedua, ibadah yang benar, membiasakan beribadah sesuai tuntutan Nabi Muhammad SAW. Dia mencontohkan, menyuruh anak mengerjakan shalat lima waktu sejak berumur 7 tahun dan memberi hukuman pukulan bila meninggalkan shalat saat sudah berumur 10 tahun.
Ketiga, akhlak karimah. “Banyak memberikan cerita tentang perilaku Nabi Muhammad dalam semua aspek kehidupannya karena Nabi Muhammad SAW adalah uswatun hasanah (teladan terbaik),” tutupnya.
Pembagian hadiah bagi siswa yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik menambah semarak parenting kali ini. Ada tiga siswa yang mendapatkan baju Koko baru dan satu siswi mendapatkan mukena. Hadiah ini atas prestasi 90 persen selalu giat melaksanakan jamaah shalat Subuh di masjid at-Taqwa Cangaan selama enam bulan di semeter ganjil. (*)
Penulis Muhammad Khoirum Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni