PWMU.CO – Guru SD Mutu Dukun Gresik Jawa Timur mengikuti Pelatihan Ecoprint dan Refleksi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Selasa (19/12/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan di UPT 287 Gresik Eks SDN Sambogunung Dukun Gresik, Kepala SD Muhammadiyah 1 (SD Mutu) Dukun mengutus 4 guru yang mengikuti pelatihan tersebut, yaitu Titin Hamidah SPd, Mohammad Hasbi Amirudin SPd, Widadusamiyah SPd, dan Srie Sulyana SPd.
Kegiatan ini merupakan program kerja dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Dukun Tahun 2023. Kegiatan ini diikuti oleh 100 guru-guru ASN dan PPPK (P3K) di lingkungan pendidikan Kecamatan Dukun dengan menghadirkan narasumber Kepala Sekolah Penggerak Angkatan 1 Gresik M Tajul Arifin SPd dan Suherman Sugianto SPd MPd.
Ketua K3S Kecamatan Dukun Nur Cholis mengatakan dalam kegiatan ini kita mencoba praktik membuat batik yang bahan dasarnya berasal dari alam sekitar lingkungan kita.
Pengawas SD Kecamatan Dukun Bani Mashuda SPd MM menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bapak kedua narasumber dan juga terima kasih kepada Kepala sekolah dan guru atas kehadiran dan kekompakanya serta tidak bosan-bosanya mengikuti kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Tajul Arifin menjelaskan P5 adalah lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.
“P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas,” katanya.
Hal ini yang terkadang terjadi miskonsepsi dalam penerapan P5 di satuan pendidikan yang hanya fokus pada hasil ataupun produk akhir dari setiap kegiatan, padahal proses setiap peserta didik dalam kegiatan P5 ini yang menjadi sangat penting.
“Alur dan proses yang dijalani setiap peserta didik dalam menyelesaikan masalah pada proyek adalah hal utama,” tegasnya.
P5 menjadi salah satu sarana pencapaian Profil Pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami pengetahuan sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan belajar dari lingkungan sekitar.
“Satuan pendidikan wajib membentuk tim fasilitator, mengidentifikasi kesiapan satuan pendidikan, merancang dimensi, tema, alokasi waktu P5, menyusun modul proyek, dan merancang strategi pelaporan hasil proyek,” jelasnya.
Pelatihan Ecoprint
Suherman Sugianto mengatakan bahwa Kegiatan Pelatihan Ecoprint dan Pengerjaan batik Ecoprint membutuhkan waktu 2,5 jam dengan berbagai bahan pelengkap yang berasal dari alam. Seperti pewarna yang terbuat dari tanaman tegeran, tingi, secang, dan jalawe yang menghasilkan warna khas alam.
Proses pembuatan batik ecoprint memiliki 3 jenis, yaitu pounding, steaming, dan fermentasi. Kali ini Guru SD Muhammadiyah 1 Dukun bersama peserta lainnya menggunakan teknik steaming. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
- Langkah 1 (proses pengolahan kain), siapkan 1 liter air, dan 1 sendok makan TRO (Turquois Red Oil) untuk 1 meter kain kemudian rendam minimal 24 jam.
- Langkah 2 siapkan larutan mordating/penguat warna seperti tawas tunjung dan soda kue. Campurkan kedua bahan dalam bak yang sudah ditambahkan air.
- Langkah 3 proses pembuatan warna alami seperti daun mangga.
- Langkah 4 Proses penataan daun pada media kain. Bentangkan kain dan daun -daunan sesuai selera. Kami menggunakan daun jadi agar warnanya tampak menyala.
- Langkah 5 Celupkan kain blengket pada pewarna alam. Kemudian tempelkan kain blengket diatas kain yang sudah disusun dedaunan.
- Langkah 6 kemudian lakukan proses pengulungan, pengukusan dan yang terakhir proses pelepasan media.
“Semoga selama pelatihan ini, Allah SWT memberi kemudahan dan kelancaran serta pulang dari pelatihan ini, Bapak ibu dapat mengaplikasikan pada peserta didiknya di lembaganya masing-masing,” tutur adalah Dosen Universitas PGRI Adhi Buana Surabaya ini. (*)
Penulis Mohammad Hasbi Amirudin. Editor Ichwan Arif.