PWMU.CO – IMM komentari lelucon Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam potongan video yang viral di media sosial.
Dalam video pendek itu Zulhas bercerita orang shalat banyak diam saat imam selesai baca al-Fatihah. Ketika tahiyat sekarang banyak orang mengeluarkan dua jari. Katanya itu saking cintanya kepada Prabowo.
Gara-gara video itu dia mendapat kecaman dan dinilai melecehkan bacaan shalat untuk kepentingan kampanye Prabowo- Gibran.
Mengomentari perkara itu Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Abdul Musawir Yahya, menekankan perlu dipahami konteks sebenarnya dari pernyataan Zulkifli Hasan sebelum membuat kesimpulan yang dapat memicu perdebatan tidak produktif.
Abdul Musawir Yahya mengatakan, Zulkifli Hasan tidak memiliki niat untuk menistakan agama. “Kita harus memahami bahwa Zulkifli Hasan menyampaikan peringatan agar masyarakat tidak bersikap fanatik secara berlebihan, yang dapat mengubah tata cara shalat. Niat baik ini tidak boleh terlupakan dalam kontroversi ini,” ujar Abdul Musawir Yahya, Jumat (22/12/2023).
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto juga telah mengklarifikasi potongan video tersebut diinterpretasikan secara keliru.
Yandri menegaskan keyakinannya Zulkifli Hasan menyampaikan pesan tersebut untuk memberi peringatan, bukan untuk merendahkan atau menistakan agama.
Abdul Musawir Yahya menambahkan perbedaan pilihan dalam Pemilu seharusnya tidak memicu perpecahan di masyarakat.
Ia menyoroti pernyataan Zulkifli Hasan yang menekankan Pemilu hanyalah kontestasi lima tahunan, dan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan di masyarakat di atas segala perbedaan politik.
“Dalam situasi di mana fenomena keretakan muncul karena perbedaan pilihan politik, kita harus bijak dalam menanggapi perbedaan tersebut. Peringatan Zulkifli Hasan adalah kita harus menjaga persatuan dan kerukunan masyarakat di atas segala perbedaan politik,” ujar Abdul Musawir Yahya.
Ia mengajak semua pihak, terutama tim sukses calon presiden, untuk mengedepankan politik santun. Abdul Musawir Yahya menekankan pentingnya tabayun (konfirmasi) dan husnuzon (berprasangka baik) dalam menghadapi isu-isu sensitif, untuk mencegah terciptanya perpecahan yang tidak perlu di tengah masyarakat.
“Marilah kita laksanakan Pemilu dengan penuh tanggung jawab dan mengedepankan sikap saling menghormati. Kita harus membangun politik yang santun agar Pemilu berjalan dengan damai dan memberikan ruang bagi diskusi yang produktif,” tutup Abdul Musawir Yahya.
Editor Sugeng Purwanto