PWMU.CO – Cak Imin menilai janji target pertumbuhan ekonomi 7 persen dari pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD omong kosong.
Hal itu disampaikan Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam Debat Cawapres bersama Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD, Jumat (22/12/2023).
Saat menanggapi Mahfud, Cak Imin mengatakan, pertumbuhan ekonomi itu kita juga harus realistis. “Bahwa 7 persen itu bisa jadi cuma omong kosong, kenyataanya setelah APBN kita jalan sampai hari ini saja 5 persen yang diterapkan oleh pemerintah ini juga masih mengalami banyak kontraksi,” ujarnya pada segmen keempat Debat Cawapres Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC)Senayan, Jakarta Pusat.
Dia lantas menjelaskan maksud ‘kontraksi’. “Dalam arti, utang luar negeri masih menjadi andalan utama sekaligus kita meyaksikan pertumbuhan real di lapangan tak sampai 5 persen,” ungkap Wakil Ketua DPR 2019-2024 itu.
“Sehingga saya khawatir, kalau target 7 persen itu dipaksakan, ujungnya bukan pertumbuhan yang sehat, tetapi pertumbuhan semu yang keropos,” tegas pria kelahiran Jombang, 24 Sepetember 1966 itu.
Kritik Cak Imin itu menanggapi pernyataan Cawapres Mahfud MD yang menjanjikan target pertumbuhan ekonomi 7 persen.
Mahfud mengakui sejarah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak pernah mencapai angka 7 persen sejak reformasi.
Kendala utamanya, kata dia, terletak pada korupsi dan inefisiensi di sektor-sektor ekonomi kunci, seperti konsumsi, belanja pemerintah, ekspor-impor, dan investasi.
“Korupsi terjadi di lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif secara besar-besaran,” katanya.
Korupsi, imbuhnya, juga terjadi di tiga merta alam kita ini, “Kita menginjak bumi, ada korupsi di tanah dan pertambangan. Kita ke laut, ada korupsi kelautan, kita melihat udara, pesawat terbang kita, ternyata di udara juga banyak korupsi. Akibatnya apa? Rakyat miskin.”
Mahfud menyoroti keadaan rakyat yang terdampak langsung oleh korupsi, seperti sulitnya mendapatkan subsidi minyak atau mimpi anak-anak yang terbatas karena keterbatasan ekonomi.
Dia juga menekankan potensi sumber daya alam yang belum dioptimalkan sepenuhnya, seperti gas alam di Madura.
”Maka kuncinya adalah bagaimana kita memberantas korupsi,” tegasnya.
Mahfud memaparkan bahwa banyak pelaku ekonomi merasa tertekan karena tekanan dari korupsi dan kekhawatiran akan kriminalisasi atas tindakan yang sebenarnya tidak melanggar hukum.
Dia juga mengajak untuk bersama-sama melawan korupsi guna mewujudkan pemerataan.
Penulis Sayyidah Nuriyah, Muchammad Jiddan Azhar Editor Sugeng Purwanto