PWMU.CO – Gibran bantah dianakemaskan, tidak perlu tendensius. Hal ini terungkap ketika Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar bertanya, “Pak Gibran ini telah berhasil menjadi wali kota sekaligus pengusaha yang sukses. Bahkan berbagai projek-projek besar telah berhasil dibangun di Solo. Ini menjadi prestasi.”
“Tetapi kita ingin prestasi ini ditularkan kepada yang lain. Saya ingin Pak Gibran menyampaikan tips and tricks agar bupati, wali kota, dan pemerintah daerah yang lain bisa belajar agar proyek-proyek besar bisa dimasukkan di Kota Solo. Gimana caranya ini?” ujarnya di panggung debat cawapres Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (22/12/2023) malam.
Cawapres nomor urut 3 Gibran Rakabuming Raka pun menjawab, “Gus Muhaimin, saya jelaskan, ya. Indonesia sudah mulai pemerataan pembangunan. Yang dibangun bukan hanya Solo saja. 53 persen investasi kita sudah ada di luar Jawa.”
“Kalau kita ingin fair ya, Gus, jumlah anggaran yang digelontorkan ke Solo sebelum saya jadi Wali Kota, itu jauh lebih besar,” tegas pria kelahiran Surakarta, 1 Oktober 1987 itu, lalu menyatakan, “Saya tahu lah ini arah pertanyaannya ke mana.”
“Yang jelas, apa yang sudah dibangun, yang kita lihat bukan bangunan fisiknya saja. Tapi kita lihat impact-nya ke warga,” imbuh lulusan Management Development Institute of Singapore (MDIS) itu.
Gibran lantas mencontohkan pembangunan masjid menggunakan CSR dari Abu Dhabi, tidak pakai APBN. “Impact-nya apa? UMKM kita sekarang melesat, wisata kita melesat, kemarin waktu Idul Fitri kunjungan wisatawan ke Solo melebihi ke Jogja. Itu impact-nya!” terangnya.
Selain itu, Gibran juga mencontohkan pembangunan Kebun Binatang Solo Safari yang juga tidak pakai APBN. Di mana berfokus ke dampak pembangunan itu terhadap masyarakat. “Jadi yang kita lihat ini Gus, tidak perlu tendensius seperti itu, kita lihat impact-nya ke warga seperti apa,” ujarnya.
Misal, dampaknya berupa kesejahteraan meningkat dan lapangan kerja terbuka. “Itu yang kita lihat, Gus. Jadi tidak melihat, oh ini dianakemaskan, tidak. Pemerataan pembangunan sudah terjadi di mana-mana, bukan hanya di Solo. Dan itu fakta lho, Gus. Proyek di Solo sebelum saya menjabat itu lebih banyak,” ungkapnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni