Masuk Raudhah Masjid Nabawi Sekarang Pakai Tasreh laporan Basirun dari Madinah.
PWMU.CO – Adzan berkumandang di Masjid Nabawi. Jamaah umrah dari berbagai bangsa sudah memenuhi semua ruang-ruang di shaf masjid. Namun jamaah lain masih mengalir dari belakang mencari sela-sela shaf yang masih kosong.
Ahad (24/12/2023) merupakan hari keempat bagi Darmaji SPd, guru SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) dan rombongannya berada di Madinah. Ini hari terakhir ziarah di Kota Nabi.
Senin (25/12/2023) berangkat menuju Mekkah dengan bus melaksanakan ibadah umrah.
Di Madinah, Darmaji dan anggota rombongannya tak ketinggalan selalu shalat lima waktu di Masjid Nabawi. Kecuali shalat Duhur pada hari Ahad itu dia menjamak dengan shalat Ashar, karena setelah shalat melanjutkan perjalanan menuju Mekkah Mukarromah.
Tiap hari Masjid Nabawi selalu ramai jamaah umrah. Shalat Duhur, Ashar, Magrib, Isya, apalagi Subuh. Untuk shalat Subuh kebanyakan jamaah sudah berangkat pada dini hari sekalian shalat tahajud dan berdzikir sampai Subuh.
Karena selalu penuh, jamaah berangkat ke masjid lebih awal. “Datang lebih awal saja bisa-bisa terdesak jamaah yang datang belakangan,” ujar Damaji yang datang satu jam sebelum waktu adzan tiba.
Apalagi yang ingin shalat di raudha, tempat favorit yang menurut Nabi Muhammad saw maqbul harus datang lebih awal karena yang antre sangat banyak.
Raudhah area antara makam Rasulullah dan podium. Sejak pandemi Covid-19 pemerintah Arab Saudi memberlakukan tasreh, surat keterangan izin masuk raudhah.
Untuk mendapatkan tasreh harus melalui aplikasi. Jika datang secara rombongan, muthawif yang mendaftarkan.
Antrean di raudha berlangsung setiap sepuluh menit bergantian untuk shalat sunnah. Kalau pas giliran masuk waktu shalat fardhu tiba maka bisa berlama-lama berdoa dan dzikir di situ.
Darmaji sudah paham ritme shalat jamaah di Masjid Nabawi.
Masjid Nabawi dikelilingi oleh hotel tempat menginap para jamaah. Ketika hampir tiba waktu shalat para jamaah berdatangan secara kelompok berjalan dari berbagai penjuru memasuki gerbang masjid yang jumlahnya ada 69.
Begitu datang jamaah langsung mencari shaf kosong berusaha sedekat mungkin dengan raudha di ruang utama.
Jamaah yang datang lebih awal dapat melaksanakan shalat sunnah sebanyak-banyaknya. Jika ada sisa waktu dapat dimanfaatkan untuk membaca al-Quran.
Jamaah yang datang terlambat, biasanya menerobos shaf sekalipun sudah padat. Bahkan ada yang abai melewati para jamaah yang sedang shalat.
“Meraka sepertinya sudah terbiasa dari negara asalnya melewati di depan orang yang sedang shalat,” kata Darmaji, Kepala Urusan Sarpras yang merangkap mengajar al-Islam.
Malahan, sambungnya, ada yang tidak melepas alas kaki ketika masuk dan menerobos orang sedang shalat.
Petugas kebersihan masjid mengatakan,” Jamaah Indonesia tertib, tertib.” Katanya sambil mrngacungkan kedua jempol. Dia dari India.
Masjid berukuran 1.060 x 580 meter. Jika dengan pelataran mencapai 1.300 x 785 meter. Kapasitas satu juta jamaah di dalam dan 800.000 di pelataran masjid.
Di pelataran disediakan karpet yang langsung digelar petugas saat jamaah di dalam penuh.
Editor Sugeng Purwanto