PWMU.CO – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengukuhkan dua guru besar, yakni Prof Dr Joko Widodo MSi dan Prof Dr Mohammad Syaifuddin MM, Selasa (26/12/2023).
Keduanya memiliki pembahasan khusus terkait dunia pendidikan sesuai dengan bidang yang ditekuni. Prof Joko Widodo membahas apresiasi sastra dan penerapannya dalam kehidupan. Dia menegaskan, “Peningkatan kualitas apresiasi terhadap karya sastra akan berdampak signifikan pada pencapaian literasi dan penerapannya dalam kehidupan.”
Menurut Asisten Khusus Rektor UMM Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni ini, ketepatan mengapresiasi berujung pada pencapaian membaca secara reading beyond in the line, dapat menyelamatkan ribuan orang dari tindakan negatif, tercela, pelanggaran peraturan, kehancuran masa depan bahkan jiwa.
“Pembaca didorong untuk mampu menangkap pesan-pesan yang disampaikan pengarang lewat karyanya. Kemudian menjadikannya inspirasi dan menuangkannya dalam tindakan nyata berupa sistem yang bisa mencegah orang terjerumus dalam tindakan tercela. Aktivitas ini merupakan fungsi preventif,” tegas Prof Joko.
Menurutnya, jika apresiasi dalam sastra diimplementasikan oleh orang-orang yang memiliki wewenang atau pengambil kebijakan, maka tentu bisa mencegah tindakan melanggar yang berakibat pada kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat. Begitupun dengan peningkatan dalam aspek moral bagi masyarakat dan sebagai alat untuk mendidik.
Dikaitkan dengan pesan dan muatannya, hampir secara keseluruhan karya sastra merupakan sarana-sarana etika. “Dengan demikian, memahami karya sastra pada gilirannya merupakan pemahaman akan nasihat dan peraturan, larangan dan anjuran, kebenaran yang harus ditiru, jenis-jenis kejahatan yang harus ditolak, dan sebagainya,” ungkap Prof Joko.
Keterampilan Abad 21
Di sisi lain, Prof Dr Mohammad Syaifuddin MM meneliti ‘Keterampilan Abad Ke-21: Tantangan Asesmen Kelas yang Mencerdaskan”. Dia mengungkap, perkembangan abad ke-21 telah membawa perubahan dan tantangan yang signifikan dalam masyarakat. Untuk menavigasi perubahan positif, individu perlu memperoleh dan mengembangkan seperangkat keterampilan yang dikenal sebagai keterampilan abad ke-21.
“Keterampilan ini mencakup berbagai bidang, termasuk pembelajaran dan inovasi, informasi dan teknologi, dan keterampilan hidup dan karir. Keterampilan abad ke-21 sangat penting bagi individu untuk berkembang di dunia saat ini,” jelas Prof Syaifuddin.
Dia menerangkan, dalam bidang pembelajaran dan inovasi, individu perlu memiliki kreativitas, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk belajar bagaimana belajar. “Mereka harus mampu berpikir di luar kotak, menghasilkan ide-ide inovatif, dan beradaptasi dengan situasi baru. Dalam hal keterampilan informasi dan teknologi, individu harus mahir dalam menggunakan teknologi dan media, serta dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi secara efektif,” ujarnya.
Terakhir, dia menyampaikan, asesmen untuk kehidupan merupakan upaya mencapai kecerdasan spiritual. Yang mana memainkan peran penting pengembangan dimensi spiritual anak didik.
“Salah satu hal penting lain dari asesmen yang mencerdaskan adalah bagaimana asesmen menuntun manusia untuk menuju tujuan hidup yang sesungguhnya. Tujuan hidup sesungguhnya manusia adalah kembali kepada Allah dalam keadaan husnul khotimah,” tutupnya. (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni