PWMU.CO – Gedung Convention Hall di Jalan Arif Rahman Hakim Surabaya itu penuh sesak oleh undangan acara Silaturahim Guru dan Karyawan se-Surabaya yang diadakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya. Lebih dari 1.500 peserta hadir dalam acara yang berlangsung, Rabu (26/7).
Dalam sesi hiburan, SMP Muhammadiyah 9—sekolah yang bertagline Sekolah Akhlak—menampilkan drama parodi bertajuk “Di Antara Dua Jalan”. Drama ini menggambarkan dua peserta didik yang memilih sekolah yang berbeda. Yang pertama sekolah dilandasi nilai akhlak yang kuat dan yang satunya tanpa dilandasi dengan penanaman nilai akhlak.
(Berita terkait: Ketua PP Muhammadiyah: Negara yang Gagal Jalin Silaturrahmi Tak Akan Dirahmati Allah)
Menurut Kepala Sekolah Imam Sapari SHI MPdI, lakon itu dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana kondisi pelajar sekarang ini. “Tidak dipungkiri pelajar sekarang sudah terseret arus globalisasi karena tidak dilandasi oleh pondasi agama yang kokoh. Jadi tidak sedikit yang mulai menyimpang dari nilai-nilai pelajar itu sendiri,” ungkap pria yang juga menjabat Sekretaris Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) Surabaya tersebut.
Karena itu, lanjutnya, lakon drama tersebut sengaja untuk memberikan peringatan kepada para pendidik sebagai salah satu mujahid Muhammadiyah. Bahwa, tantangan sekarang ini semakin berat. “Juga bermaksud ingin menyampaikan kepada seluruh orang tua, agar jangan sampai salah memilih sekolah,” kata dia. “Dan Persyarikatan Muhammadiyah sejauh ini diakui atau tidak menjadi spesialis ‘bengkel akhlak’.”
(Berita terkait: Sekolah Muhammadiyah Surabaya Siap Implementasikan Program Penguatan Pendidikan Karakter)
Imam, yang juga anggota Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PDM Kota Surabaya menambahkan, lakon tersebut menjadi spirit untuk membenahi akhak generasi bangsa. “Insyaallah anak bangsa yang pernah mengenyam pendidikan di Persyarikatan yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini pondasi akhlak dan karakternya memiliki ciri khas tersendiri. Insyaallah menjadi siswa yang santun,” ungkapnya.
Bagi para pendidik, ujar Imam, jangan pernah lelah untuk menginspirasi para peserta didik. “Contoh, akhlak kita sehari-hari adalah bukti nyata bahwa kita guru memang layak untuk digugu lan di tiru,” katanya.
Kaur Kesiswaan SMPM 9 Surabaya Rizka Afif Wardana SPd menambahkan, anak-anak adalah investasi akhirat. “Kalau wali murid sudah memahami dan mengerti apa yang didapatkan dari anaknya, kemungkinan besar akan memilih sekolah Muhammadiyah. Semogaantar lembaga pendidikan selalu berfastabiqul Khoirot, tetapi tetap menjadi satu kesatuan yang kuat dengan tenda besar bernama Muhammadiyah,” kata Afif. (Ferry Yudi AS)