PWMU.CO – Momentum Silaturrahim Guru dan Karyawan yang digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, yang berlangsung di Gedung Convention Hall Jalan Arif Rahman Hakim Surabaya, Rabu (26/7), benar-benar membawa berkah.
Sebanyak 28 SD/MI, 16 SMP, dan 10 SMA/SMK melakukan deklarasi mendukung program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang ditandatangani Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) masing-masing jenjang yaitu Ketua K3SD, Ketua K3SMP, dan Ketua K3SMA/K. Ikut membubuhkan tanda tangan Ketua Majelis Dikdasmen dan Ketua DM Kota Surabaya.
(Berita terkait: Ketua PP Muhammadiyah: Negara yang Gagal Jalin Silaturrahmi Tak Akan Dirahmati Allah)
Kepada PWMU.CO, Kamis (27/7) pagi, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 9 Surabaya Imam Supari menuturkan deklarasi tersebut merupakan tonggak awal komitment para kepala sekolah Muhammadiyah se-Surabaya dalam mengimplementasikan program PPK yang digagas oleh Mendikbu Muhadjir Effendy.
“Pada intinya, PPK ini adalah untuk penguatan karakter peserta didik. Jadi secara umum kami sangat mendukung program tersebut. Karena memang salah satu yang menjadi kekhawatiran masyarakat dan orangtua adalah bahwa banyak lembaga pendidikan yang belum mampu menjadikan anak-anak berkarakter baik,” ungkap Imam.
(Berita terkait: Harapan Muhammadiyah sebagai Bengkel Akhlak “Di Antara Dua Jalan” Itu)
Dia menambahkan, beberapa kasus tawuran dan penyalahgunaan narkoba yang masih menjadi problem di dunia pendidikan diharapkan dapat selesai dengan penguatan pendidikan karakter.
Ketua Majelis Dikdasmen M Ridwan MPd menyatakan bahwa salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang saat ini menjadi perhatian adalah penguatan pendidikan karakter. “Penguatan pendidikan karakter di Sekolah Muhammadiyah Surabaya akan serentak dimulai pada tahun pelajaran 2017-2018 ini. Oleh sebab itu, semua kepala sekolah Muhammadiyah Surabaya mendeklarasikan diri untuk siap mengimplementasikannya,” terang dia.
Ridwan menyebutkan, Permendikbud No 23/2017 sebagai pintu masuk penerapan PPK melalui pengaturan jam kerja guru. Menurutnya, salah satu sentral dari kesuksesan pendidikan berkarakter adalah guru. Maka beban kerja guru harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban sertifikasi. Juga menjadi pihak yang harus bisa membangun sinergi tripusat pendidikan.
“Tripusat itu adalah sekolah, masyarakat, dan keluarga. Guru harus mampu menjadikannya beririsan satu sama lain sehingga siswa terbentuk karakternya tidak hanya dari jam tatap muka di kelas saja tetapi juga dengan lingkungan dan masyarakat,” ungkap Ridwan.
(Baca juga: Kemdikbud Luncurkan Program PPK: Apapun Namanya, Penguatan Karakter Harus Jalan)
Dalam PPK, lanjut Ridlwan, seorang guru harus mampu mengolah situasi agar siswa memiliki 4C, yaitu, critical thinking (berpikir kritis), communication skill (kemampuan komunikasi), creativity and innovation (kreatif dan inovatif), dan collaboration (kerjasama).
“Untuk itu pembelajaran tidak hanya mengandalkan kelas. Guru harus bisa mengajak siswa lebih aktif, memecahkan masalah, bekerja di dalam tim, saling menghormati dan menghargai,” tutur Ridlwan. (Ferry Yudi AS).