PWMU.CO – Kasus bunuh diri merebak. Seperti seorang pria paruh baya yang ditemukan tergantung di sebuah ayunan area taman Taman Puspa, di Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (26/12/2023).
Di hari yang sama ditemukan juga seorang perempuan berusia 30 tahun meninggal gantung diri di rumahnya Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (26/12/2023).
Menurut Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Prodi PPKn) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Moh. Wahyu Kurniawan SPd MPd, kejadian-kejaidan bunuh diri seharusnya dapat dicegah. Utamanya dengan kepedulian antartetangga dalam lingkungan sosial yang merupakan salah satu esensi dari Pancasila sila kedua, yakni Kerakyatan yang Adil dan Beradab.
“Jika kita ingin damai di masyarakat, maka kita harus memanusiakan manusia dengan hubungan yang harmonis antar tetangga, saling menghormati, memahami, dan toleransi,” kata dia.
Jika tidak ada kepedulian di masyarakat, lanjut Wahyu, maka rasa persatuan dan kesatuan juga akan merenggang. Ini membuat terputusnya tali silaturahmi antarsesama, terutama warga di lingkup yang sama. Rasa damai tidak akan tercipta, hidup juga akan terasa lebih berat.
“Maka dari itu sangat penting untuk mengimplementasikan nilai Pancasila di kehidupan bermasyarakat,” tuturnya, dalam keterangan tertulis yang diterima PWMU.CO Rabu (27/12/2023).
Pentingnya Kedekatan dan Keterbukaan
Untuk menghindari kejadian serupa di kemudian hari, Wahyu menyampaikan pentingnya kedekatan dan keterbukaan. Jangan malu untuk menceritakan masalah yang sedang kita alami kepada orang terdekat serta jangan menganggap apa yang kita ceritakan adalah aib yang harus ditutupi.
Aktif dalam kegiatan masyarakat juga dapat menjadi energi di dalam diri setiap individu, mendewasakan diri, dan membuka pola pikir yang luas dalam menghadapi suatu permasalahan.
“Banyak bersosialisasi akan membuat kita mampu mengambil solusi yang tepat dalam sebuah masalah. Selain itu, memaksimalkan program kemasyarakatan baik secara formal maupun informal melalui civic engagement dapat peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif di dalam diri. Termasuk juga ikut berpartisipasi dalam hal pembuatan kebijakan baik di lingkungan tetangga ataupun masyarakat,” tambahnya.
Wahyu berpesan agar masyarakat tidak meniru kejadian yang sudah terjadi. Setiap individu perlu menyadari bahwa sebagai makhluk sosial, manusia harus hidup berdampingan. Peka pada lingkungan sekitar dan terus bersosialisasi, melakukan komunikasi serta interaksi. Dengan demikian akan muncul values untuk saling peduli dan memahami.
“Saling membangun diri untuk hidup bersama agar tidak mudah mencari solusi secara singkat dan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi diri sendiri maupun orang lain,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni