Muhasabah di Penghujung Tahun, Khotbah Jumat oleh Abdul Kholid Achmad
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَا
Jamaah Jumat rahimakullah
Marilah bersyukur kepada Allah swt yang senantiasa memberikan nikmat kepada kita sehingga pada siang ini kita diberikan kemampuan kesempatan untuk menjalankan perintah Allah sejak bangun tidur hingga kini menghadiri shalat Jumat secara berjamaah.
Semoga kita senantiasa istiqamah tetap dalam menjalankan tugas kekhalifahanNya.
Shalawat dan salam senantiasa kita aturkan pada Nabi Muhammad saw sang penerima wahyu, sang pendobrak kegelapan, sang inspirator, satu satunya panutan umat manusia sehingga kelak kita dipertemukan dengannya untuk bersama masuk surga Allah swt.
Khotib mengingatkan untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dan dimatikan dalam keadaan sebagai seorang muslim.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَا
Hai orang orang yang beriman bertakwalah pada Allah swt dengan sebaik-baiknya takwa dan janganlah engkau mati kecuali dalam keadaan Islam.
Saat ini kita di penghujung tahun 2023 banyak hal yang sudah kita lakukan dalam rangka menjalankan kehidupan kita. Hari-hari yang kita lalui sebelum hari ini, sebelum detik ini, tidak akan pernah kembali sebagaimana maqolah dalam bahasa Arab
لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ الَّتِيْ مَضَتْ
Tiada kembali hari yang telah berlalu.
Dari maqolah itu kita bisa bermuhasabah apakah hari yang kita lalui dan yang tak pernah kembali itu sudah kita isi dengan kebaikan kebaikan yang diperintahkan oleh Allah swt sehingga kita nanti dapat memanen buah kebaikan itu sebagaimana yang telah dijanjikan.
Kehidupan kita hanya mengalami tiga hari. Hari kemarin sebagai sejarah kita yang tak pernah akan kembali.
Hari ini adalah kenyataan. Hari esok adalah masa depan yang tak pernah kita prediksi keberadaannya dan keadaannya.
Allah berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 18
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat tersebut mengisyaratkan, kita setidaknya mempersiapkan masa depan kita agar tidak terjerumus dalam kesesatan dan penyesalan.
Begitu banyak orang yang telah melalui hari-harinya jauh dari petunjuk Allah dan hidayahnya sehingga tidak melaksanakan yang telah diperintahkan Allah swt mereka lalai, lupa bahkan ada dari mereka yang melalaikan perintah itu dengan kesombongannya.
Ketahuilah, penyesalan orang-orang kafir terhadap perintah itu sebagaimana tersurat dalam as-Sajdah ayat 12
وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
Jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَٰلِحًا غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ
Mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun. (Al-Fathir: 37)
Ayat-ayat di atas adalah contoh penyesalan orang kafir. Sebenarnya penyesalan karena lalai untuk memanfaatkan hari-hari dalam hidup untuk berbekal semaksimal mungkin.
Oleh karenanya agar kita tidak menyesal sebagaimana yang telah dinasihatkan Rasulullah saw untuk memperhatikan lima perkara sebelum datangnya lima perkara.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara
1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, 2. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, 3. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, 4. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, 5. Hidupmu sebelum datang kematianmu.
(HR Al Hakim dalam al-Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, maksudnya: Lakukanlah ketaatan ketika dalam kondisi kuat untuk beramal (yaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua renta.
Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, maksudnya: Beramallah di waktu sehat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit.
Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, maksudnya: Manfaatklah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur.”
Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, maksudnya: Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat.
Hidupmu sebelum datang kematianmu, maksudnya: Lakukanlah sesuatu yang manfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya.
Khotbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, وَيَا كَافِىَ الْمُهِمَّاتِ
. اَللّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُ قْنَا اتِّبَاعَةَ, وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
. اِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Editor Sugeng Purwanto