Tawakal
Hal ketiga adalah tawakal, berserah diri kepada Allah. Jika sudah berusaha dan sudah berdoa, Allah berjanji akan mencukupinya.
“Siapa yang menyerahkan urusan kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya. Makanya kalau urusan rizki kita merasa cukup, Allah akan melebihkan, tapi kalau kita merasa kurang Allah akan menjadikan kita orang yang serba kekurangan,” imbuhnya.
Hal keempat adalah sabar. Sholihin mengutip al-Quran surat al-Baqarah 153 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
“Mohon pertolonganlah kamu dengan sabar dan shalat karena Allah bersama dengan orang sabar,” ucapnya menirukan penggalan ayat di atas.
“Sabar itu tidak ada batasnya, jika Anda membatasi kesabaran itu, maka Anda itu tidak sabar,” tambahnya.
Menurutnya, manusia itu hidup di dunia ini disuruh bersabar tidak disuruh membalas. “Semua yang kita lakukan kepada orang lain ada balasannya. Anda menyakiti hati orang lain ada balasannya, dan balasannya orang yang teraniaya itu doanya dikabulkan. Jadi bersabar saja,” sambungnya.
Hal ke-lima adalah bersyukur, mensyukuri apa yang ada. “Syukur itu berbuat sesuatu atau memberi sesuatu minimal mengucapkan Alhamdulillah. Kalau bisa rajin berinfak dan menolong orang, setiap hari infak dan setiap hari menolong orang,” paparnya.
“Yang punya mobil, siapkan banyak uang receh di mobil kasihkan berikan ke orang-orang yang di jalan itu. Tidak akan pernah habis uang yang kita berikan itu, justru semakin bertambah,” imbuhnya.
Hal keenam dan yang terakhir adalah ikhlas, hanya mengharapkan balasan dari Allah. “Lakukan semuanya tanpa mengharapkan apapun dari orang lain, harapkan balasan dari Allah,” katanya.
Sholihin menambahkan teori yang ia terima saat kuliah psikologi, yaitu sukses tidaknya seseorang itu dipengaruhi oleh cara berpikir, ucapan, tindakan, kebiasaan dan karakter.
“Cara berpikir kita ini akan mempengaruhi ucapan. Ucapan mempengaruhi tindakan. Tindakan mempengaruhi kebiasaan, dan kebiasaan mempengaruhi karakter,” ungkapnya pada jamaah. “Dan karakter inilah yang akan menjadi takdir dalam hidup kita.”
Terakhir, Sholihin mengutip penggalan ayat 11 dalam al-Quran surat ar-Rad yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Sholohin menegaskan, “Tidak mengubah sesuatu kamu kecuali kamu sendiri yang mengubah nasibmu.”
“Dan dari mana kita mengubah nasib kita kalau bukan dari dari cara berpikir? Berpikirlah positif, segala sesuatu lihatlah dari cara berpikir positif, kalau kita melihat segala sesuatu dari kacamata negatif maka semuanya akan menjadi negative,” tuturnya. (*)
Penulis Dian Rahma Santoso Editor Mohammad Nurfatoni