Fuad Moh. Fachruddin: Saat Pemilu Jangan sampai Lapar dan ‘Lapar’; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Ulama Kritis Berjejak Manis dan sembilan judul lainnya
PWMU.CO – Nama lelaki ini sebaiknya tak boleh kita lupakan. Dia aktif berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, bahkan hal itu dilakukannya di nun jauh di sana saat bersekolah di Mesir.
Di antara cara berjuangnya, lewat berbagai organisasi yang dia ikut menggerakkannya. Juga, lewat ceramah dan tulisan.
Ada yang spesial! Di antara isi buku-buku dia, meski hanya ada di Kata Pengantar, ternyata cukup relevan jika dikaitkan dengan situasi terkini di negeri ini yang sedang akan memilih pemimpin. Di situasi Pemilu sekarang ini.
Aktif Bergerak
Dia adalah Fuad Moh. Fachruddin. Fuad lahir di Kota Padang pada 17 Agustus 1918. Pendidikannya, di masa kecil, dimulai di kota dia lahir.
Pada tahun 1927, di usia 11 tahun, dia merantau ke Mesir. Di sana, dia belajar, dari SD sampai perguruan tinggi. Pada tahun 1945 selesai belajar di Al-Azhar, ditandai dengan capaian gelar sarjana bidang sastra Arab. Lalu, pada pada tahun 1954 dia mendapatkan gelar Ph.D., di Karachi, Pakistan.
Fuad Moh. Fachruddin aktif dalam perjuangan kebangsaan. Tercatat, sejak tahun 1936, di Mesir dia aktif di Jam’iyah Khairiyah Jawiyah. Belakangan, organisasi tersebut berubah menjadi Jam’iyah Khairiyah Indonesia.
Kemudian, dia aktif sebagai pengurus pada perkumpulan pelajar Indonesia. Dia berperan dalam proses mendirikan kesatuan bagi gerakan pelajar Indonesia, yang bernama Perkumpulan Pelajar Indonesia-Malaysia (Perpindom). Di situ, dia pernah menjadi Sekretaris dan Wakil Ketua.
Atas berbagai aktivitasnya di Mesir itu, dia pernah mendapat ancaman serius. Kala itu dia diancam oleh Pemerintah Kairo untuk dipulangkan kalau tidak menghentikan aktivitasnya yang anti-Belanda.
Terus Berjuang
Di alam merdeka, kiprah kepejuangan Fuad terus berlanjut. Dia pernah menjadi diplomat. Dia aktif menjadi pendidik, termasuk sebagai dosen.
Dia pernah menjadi pemimpin Universitas Pesantren Islam di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang merupakan cabang dari Universitas Islam Indonesia. Lembaga pendidikan yang disebut terakhir ini adalah universitas Islam pertama di Indonesia dan dibangun oleh aktivis Masyumi. Dapat ditambahkan, di universitas yang dipimpin Fuad, A.Qadir Hassan ikut menjadi dosen pada Fakultas Syariah.
Di lapangan politik, Fuad anggota Masyumi. Dia ikut serta dalam Panitia Pembela Palestina. Juga aktif ikut memperjuangkan kemerdekaan Tunisia, Aljazair, dan Marokko.
Cukup panjang kisah kepejuangan Fuad. Di sini, kita lebih memberi perhatian bagi perjungannya lewat buku.
Baca sambungan di halaman 2: Karya Penuh Makna