Terus dan Terus
Saat Abubakar Aceh mulai berkarir di Kementerian Agama, yang menjadi menterinya adalah KH Wahid Hasyim. Di situ dia ditugasi membantu dalam urusan penataan dan pelayanan ibadah haji. Bahkan, dia sempat memimpin rombongan jamaah haji pada 1953. Sementara, tugas lain, pada 1950, Abubakar Aceh menjadi pimpinan dan editor majalah Mimbar Agama, sebuah majalah yang diterbitkan Kementerian Agama.
Abubakar Aceh sosok yang tidak pernah diam. Dia terus aktif berdakwah. Terkait, dia-misalnya-giat memberikan pengajian agama di masjid-masjid dan di sejumlah lembaga.
Aktivitas lain, Abubakar Aceh menjadi dosen pada beberapa perguruan tinggi seperti di IAIN Jakarta, Universitas Ibnu Chaldun, dan Universitas Islam Jakarta. Pada 30 Januari 1967, dia menerima gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang Ilmu Agama Islam dari Universitas Islam Jakarta.
Sebagai pegawai di Kementerian Agama, Abubakar pernah tinggal beberapa lama di Yogyakarta. Saat itu, dimanfaatkannya untuk terus menambah ilmu pengetahuan.
Tersebab wibawanya yang besar, dia diposisikan sebagai pemimpin masyarakat Aceh di Yogyakarta. Dia menjadi tempat bertanya mengenai agama dan masalah-masalah lainnya.
Banyak kerja-kerja positif yang Abubakar Aceh sumbangkan kepada masyarakat. Hal ini karena di samping sebagai pegawai negeri, dia juga sebagai pendakwah dan pengajar agama Islam.
Dia peka terhadap masalah-masalah yang ada di kehidupan masyarakat. Dia aktif turut menyelesaikan berbagai problema yang ada. Tak mengherankan, dia dicintai oleh semua kalangan. Misal, jika ada konflik maka dia sering diminta sebagai penengah yang bijak.
Penulis Produktif
Abubakar Aceh aktif menulis, baik artikel ataupun buku. Karangannya, berupa artikel, banyak dimuat di surat kabar serta majalah yang terbit di berbagai daerah. Misal, antara lain di Abadi, Kedaulatan Rakyat, Mimbar Agama Islam, Panji Islam, Adil, Sinar Darussalam, Panji Masyarakat, Wahyu, Kiblat, dan lain-lain.
Sementara, karya tulis Abubakar Aceh yang berupa buku meliputi tema yang beragam seperti agama, filsafat, sejarah, kebudayaan, dan lain-lain. Beberapa buku karya Abubakar Aceh, antara lain:
Sejarah Al-Qur’an; Sejarah Ka’bah dan Manasik Haji; Sejarah Hidup KH A. Wahid Hasjim dan Karangan Tersiar; Sejarah Masjid dan Amal Ibadah di Dalamnya; Mutiara Akhlaq; Ahlus Sunnah wal Jamaah: Keyakinan dan I’tiqad; Sejarah Filsafat Islam.
Ada lagi, antara lain: Pendidikan Sufi: Sebuah Upaya Mendidik Akhlaq Manusia; Potret Dakwah Muhammad Saw dan Para Sahabatnya; Sekitar Masuknya Islam ke Indonesia; Toleransi Nabi Muhammad dan Para Sahabatnya; Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf; Pun, Lee Sabooh Nang (buku bacaan anak-anak dalam bahasa Aceh) https://ensiklopediaislam.id/abu-bakar-atjeh/).
Abubakar Aceh lincah bergaul. Dia dekat dengan berbagai kalangan reformis-modernis. Dia pun akrab dengan kalangan komunitas tradisionalis.
Abubakar Aceh, lelaki dengan banyak jejak kebaikan itu, wafat pada 17 Desember 1979. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Karet Jakarta. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni