PWMU.CO – 8 nasihat Pak AR ketika kita kaya ada dalam buku Biografi Pak AR karya Sukriyanto AR—anak Pak AR, penerbit Suara Muhammadiyah, Mei 2017. Di buku tersebut ada Bab V tentang Pemikiran-Pemikiran Pak AR (KH Abdur Rozaq Fachruddin, Ketua [Umum] Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1968-1990).
Di situ ada 33 pedoman yang diberikan Pak AR dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya Pedoman ketika Kaya. Berikut uraiannya:
Anggota Muhammadiyah harus berihtiar menjadi orang kaya, seperti Rasulullah, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dll. Tetapi juga suka beramal seperti mereka. Karena itu kalau anggota Muhammadiyah kebetulan menerima nikmat dari Allah sebagai orang yang mendapatkan kekayaan, lebih dari tetangga kanan kiri:
- Hendaknya bersyukur kepada Allah dan memohon supaya harta kekayaan yang dimiliki mendapat berkah dari Allah.
- Agar memohon kepada Allah semoga harta kekayaan yang dimiliki itu jangan menjadi harta yang melupakan diri beserta anak dan istri.
- Untuk diusahakan, baik istri atau suami dan anak-anak, jangan menjadi orang-orang atau keluarga yang sombong karena mendapatkan kekayaan. Agar selalu diingat kepada diri sendiri, kepada istri/suami dan anak-anak bahwa harta kekayaan itu diibaratkan dengan pepatah bahwa umur itu ibarat tamu yang tentu pergi, dan harta itu ibarat mendung yang tentu hilang. Umur mesti habis dan harta pun dapat pula hilang. Sebentar datang, sementara itu dapat pula pergi. Apabila sedang datang, tidak seorang pun dapat menghalang, dan kalau pergi ada saja jalannya. Bila harta itu sedang datang, agar dimanfaatkan sebaik-baiknya. Nabi bersabda, bahwa harta seseorang yang sebenarnya ialah yang didermakan untuk kebaikan. Adapun harta lainnya hanya dapat hilang, dapat pula menjadi harta waris.
- Jangan dituruti bisikan-bisikan setan, yang selalu menaruh orang untuk bakhil, mengancam miskin/takut miskin dan kemelaratan/takut melarat ketika hendak bersedekah. Jangan takut miskin karena bersedekah. Bahkan sebaliknya, dengan rajin bersedekah dan berinfak, rezeki insya Allah akan bertambah. Bahkan dengan bersedekah itu kita akan mendapat keuntungan di dunia (tambahan rezeki) dan keuntungan akhirat (pahala).
- Nabi bersabda, salah satu di antara yang menyelamatkan seseorang ialah hemat pada waktu kaya ataupun waktu miskin. Maksudnya hemat di waktu kaya adalah hartanya tidak dihambur-hamburkan untuk memenuhi keinginan hawa nafsu, memuaskan hawa nafsu.
- Nabi bersabda, bahwa dermawan itu baik, akan tetapi yang kaya akan lebih baik lagi. Jadi orang kaya yang dermawan, yang mendermakan hartanya untuk berjuang di jalan Allah, untuk menolong sesama, itu lebih baik
- Dulu ada ungkapan, kalau bersedekah kepada fuqara dan masakin, sekali-sekali ujudkanlah alat-alat yang dapat untuk mencari rezeki atau ujudkanlah modal (walau kecil) agar dapat dipergunakan mencari rezeki.Memberi kail lebih baik daripada memberi ikan. Mengajari cara mengail itu lebih baik daripada memberi kail. Memberi kail (alat dan modal kerja), mengajari mengail dan menunjukkan tempat mengail (ketrampilan bekerja, memberi bimbingan bekerja) lebih baik dari pada memberi ikan dan mengajari cara mengail saja. Karena itu dalam membebaskan orang miskin supaya selain memberi ikan, juga memberi kail, mengajari cara mengail dan menunjukkan tempatnya.
- Kalau diberi rezeki luas, berilah wakaf tanah atau lainnya yang hasilnya dapat terus dimanfaatkan menerus, sehingga dapat dipergunakan biaya pimpinan organisasi atau biaya madrasah, masjid, mushala, biaya dakwah dan lain-lainnya. Jadi harus dikembangkan wakaf produktif seperti pekarangan, sawah, kebun, tambak, toko, rumah untuk disewakan, saham, dan lain-lain. Semakin banyak wakaf produktif (sawah, kebun,tambak, toko, hotel, saham, dan lain-lain) semakin baik. Muhammadiyah akan semakin maju. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post