PWMU.CO – Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur mengadakan wisata dua hari di Kota Batu dan Malang, Selasa-Rabu (2-3/1/2024).
Kegiatan ini diikuti 252 peserta. Empat bus dan satu minibus membawa rombongan menuju objek wisata Jatim Park, Selecta, dan Alun-Alun kota Batu.
Ketua Panitia Pelaksana Hendra Susanto Mushowir menjelaskan, kegiatan ini merupakan ajang mempererat tali silaturahmi antarwarga Al-Ishlah. “Selain itu sebagai sarana healing agar tidak monoton mengikuti kegiatan rutinitas di pondok,” katanya.
Benar saja, di tengah suka citanya kegiatan pariwisata ini, berlangsung reuni mendadak yang tidak direncanakan. Reuni langka yang tidak disengaja antara guru senior dan alumnus santri Al-Ishlah tahun 1995 yang sudah lama menetap di Cibubur Jakarta.
Alumnus itu adalah Taslimun MA, warga Munjul Cibubur Jakarta Timur ini pada saat bersamaan mengadakan healing bersama keluarga di Jatim Park. Tak pelak peristiwa mengharukan ini berubah menjadi momentum saling lepas rindu. Maklum sejak lulus 28 tahun silam pria yang pernah berprofesi dosen UIN Jakarta ini jarang bersua dengan para guru.
Taslimun merasa bersyukur bisa bertemu asatitdz (para guru) senior. “Alhamdulillah berniat jalan-jalan di Kota Batu tidak direncanakan ketemu guruku, mereka adalah orang tulus dan hebat dalam mengajar, makanya awet muda,” tutur ayah satu anak.
Reuni juga terjadi di tempat penginapan. Pada pukul 20.15 beberapa alumni Madrasah Aliyah (MA) Al-Ishlah tahun 2015 yang saat ini menetap di Malang mendatangi gurunya yang sedang bermalam di Malang. Mereka adalah; Nadiah Faridah, Firda Nur Fildzah, dan Nida’ Aulady Rahmah.
“Masyaallah, kami bisa ketemu ustadz dan ustadzah Al -Ishlah, kami ini sampun lulus kuliah semua dan bekerja di Malang. Kami dulu setelah dari Al-Ishlah lanjut ke kampus Malang, Jakarta,dan Surabaya dan alhamdulillah sekarang ngajar di Malang semuanya,” ucap Farida dengan santun.
Pertemuan diakhiri dengan permohonan doa agar sukses dalam karier dan tetap istikammah bersilaturahmi dan tetap mengingat jasa guru. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Mohammad Nurfatoni