PWMU.CO – Strategi jitu membuat resolusi tahun baru yang jitu disampaikan Dr Zainul Anwar SPsiMPsi Psikolog. Dia adalah dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Menurutnya untuk mewujudkan semua daftar resolusi, seseorang perlu memastikan langkah yang akan diambil terarah. “Planning yang dibuat harus lebih realistis, konkret dan terarah agar hasilnya sesuai tujuan. Jadi bukan hanya menetapkan target, tapi juga langkah-langkah untuk menggapainya,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima PWMU.CO Rabu (3/12/2023).
Zainul menjelaskan sebelum membuat resolusi, seseorang dapat memulai untuk melakukan instropeksi diri di masa lalu. Hal ini penting dilakukan sebagai proses pembelajaran. Bukan untuk mengingat-ingat hal yang menyedihkan, tapi sebagai pengalaman hidup bagi rencana berikutnya. “Hal yang berhasil agar menjadi motivasi dan yang gagal bisa menjadi evaluasi diri untuk jadi lebih baik lagi,” tambahnya.
Untuk membuat resolusi berhasil, kata Zainul, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama, mengumpulkan rasa syukur atas berbagai nikmat yang diterima. Ini menjadi poin di mana diri mendapatkan suntikan energi positif. Seseorang akan bersyukur jika ia selalu memandang suatu hal dengan positif. Sebaliknya, seseorang akan selalu mengeluh jika memandang sesuatu dengan negatif.
“Kedua, perlu membuat skala prioritas yang ingin dicapai selama setahun ke depan, misalnya ingin lulus di 2024, menikah, dan membeli rumah. Skala prioritas menjadi sangat penting karena hal yang kecil akan selalu mengikuti. Analoginya ibarat kita memasukkan banyak barang ke dalam gelas, maka yang harus dimasukkan adalah yang besar terlebih dahulu. Dengan demikian, yang kecil akan mengikuti dan menjadi terpenuhi,” urainya.
Menjalin Relasi
Ketiga, menuliskan apa yang menjadi keinginan atau target agar selalu ingat dan memikirkannya. Perlu diketahui bahwa pola kerja pikiran itu seperti magnet, yakni apapun yang selalu kita ingat dan pikirkan akan mendekat ke diri kita.
“Keempat, menjalin relasi yang berkaitan dengan resolusi diri. Misalkan ingin lulus, maka carilah lingkungan yang juga memiliki niatan lulus tepat waktu. Ini penting untuk menciptakan iklim yang baik,” tambahnya.
Kelima, restu orang tua dan doa. Keberadaan doa akan mengurangi rasa kecewa saat hal yang diinginkan belum tercapai. Doa juga dapat menguatkan mental dan spiritual.
“Bagi seseorang yang tidak memiliki resolusi atau meyakini bahwa hidup sudah ditakdirkan itu tidaklah salah. Yang menjadi masalah adalah ketika seseorang menjalani hidup mengalir saja tanpa ada pegangan atau dasar yang pasti. Hal itu bisa menjadikan seseorang mudah terombang-ambing, frustasi, dan stres karena tidak memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya,” tambahnya.
Dia berpesan akan pentingnya refleksi diri sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran yang sehat. Apapun yang ingin dilakukan dan dicapai, harus dipikirkan secara logis dan rasional serta memperhatikan setiap konsekuensinya. “Jangan mudah terbawa emosi sebelum bertindak, agar tidak terjerumus kepada kesalahan yang sama dan menyesal kemudian,” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni