PWMU.CO – Dihadiri Polsek Rungkut Surabaya, kegiatan Pesantren Kids (Trendkids) yang digelar MI Muhammadiyah 27 (Mimdatu) Surabaya Jawa Timur.
Mereka adalah Iptu Tjahyono Hadi Laksono SE (Kanit Binmas Polsek Rungkut) Aiptu Agus Subianto (Panit Samapta Polsek Rungkut) Aiptu Syaiful Effendi SH MH dan Bripka Tri Yuda.
Seru, berkesan, dan fun. Itulah kesan yang dirasakan siswa kelas 4, 5 dan 6 MI Muhammadiyah 27 (Mimdatu) Surabaya saat mengikuti kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) yang dihelat Senin-Rabu (18-20/12/2023).
Kegiatan ini untuk membekali siswa dengan hal positif saat libur panjang akhir tahun ini.
“Alhamdulillah, kegiatan pesantren Akhirussanah ini sangat bermanfaat sekali dan menjadi pembelajaran yang bisa saya amalkan di rumah,” ujar Shafyna Amirah Mahasta, siswa kelas 4A.
Apalagi, kata dia, saat kegiatan juga diselipkan aktivitas positif lainnya seperti membuat poster anti bullying dan bucket untuk Hari Ibu. “Aku nggak sabar ngasih bucket ini ke Bunda,” imbuhnya.
Raut wajah siswa-siswi terlihat sumringah saat merangkai bucket yang terdiri dari aneka alat masak itu. “Pasti bunda surprise dapat ini. Alat masak baru,” ujar Yusuf Putra Wahab.
Kegiatan semakin berkesan saat jajaran Polsek Rungkut memberikan sosialisasi tentang pentingnya anti bullying di lingkungan sekolah. Setelah itu, siswa pun membuat poster anti bullying sebagai bentuk mengikrarkan diri terhadap penolakan perilaku bullying.
Kegiatan Pesantren Akhirusanah yang populer dengan nama Trenkids ini mengusung tema Spirit Of Allah and Rasulullah. Kegiatan ini hampir sama seperti aktivitas yang ada di pondok pesantren pada umumnya.
Program Unggulan Sekolah
Pesantren Kids/Mabit merupakan program unggulan di sekolah modern berbasis pesantren yang berlokasi di kawasan Wonorejo ini. Tiap semester agenda ini dihelat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa.
“Kegiatan ini bertujuan untuk pengembangan karakter siswa terutama dalam hal kemandirian, tanggung jawab, dan gotong royong,” jelas Zahrotustsani, Ketua Panitia Pelaksana sekaligus koordinator di bidang BTQ ini.
Trenkids dikemas dengan nuansa seperti pesantren, yakni bermalam di sekolah. Siswa mengikuti sholat berjamaah, sholat sunnah rawatib, sholat tahajud, sholat dhuha, dzikir pagi dan petang, maupun mengaji Al Quran.
“Harapannya nanti siswa dapat mengamalkan semua kebiasaan positif ini secara mandiri di rumah,” ungkap ustadzah yang akrab dengan panggilan Tsani ini.
Zahrotustsani mengatakan, Trenkids ini sebagai wadah untuk membiasakan akhlak yang baik, kemandirian, tanggung jawab dan ketaqwaan anak-anak sesuai dengan al-Qur’man dan as-Sunnah.
Trenkids diawali dengan sholat Dhuha berjamaah, dilanjut dengan doa dan dzikir pagi, kontrak belajar, diteruskan dengan pendalaman materi fiqih, muroja’ah, maupun khataman. Gong acara ini ditutup dengan gebyar panggung seni yang diisi dengan tampilan dari anak-anak per kelas. Mereka secara kreatif menyuguhkan berbagai aksi seni seperti menari, tahfidz, maupun nasyid.
Tengah malam siswa mengikuti kegiatan Qiyamullail, lanjut shalat subuh, baca dzikir pagi, murajaah serta jalan sehat (rihlah) keliling sekolah.
“Semoga dengan adanya kegiatan pesantren ini anak-anak kelak menjadi penerus bangsa yang hebat, serta dapat mengamalkannya sesuai al-Quran dan as-Sunnah dengan istiqomah,” ujar Hergian Dinari, salah seorang wali murid dari kelas 6C dan juga sebagai ketua Komite MIM 27. (*)
Penulis Vivi Puspitasari Editor Nely Izzatul