PWMU.CO – Ketua STIT Muhammadiyah Bojonegoro Ibnu Habibi resmi menyandang gelar doktor, setelah mengikuti ujian terbuka doktoral di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang Jum’at (4/1/2024) pukul 08.30-10.30 WIB.
Kini Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Bojonegoro itu lengkap bergelar Dr Ibnu Habibi MPdI. Sebelumnya, dia menempuh pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sekaligus mondok di Ma’had Umar bin Khattab Surabaya dan S2 Pendidikan Bahasa Arab di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Mengambil program S3 Pendidikan Agama Islam Berbasis Studi Interdisipliner (PAI-BSI), Habibi lulus dengan kategori sangat memuaskan.
Habibi yang kelahiran Desa Tlogoagung, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, ini sangat bersyukur atas kelulusannya ini. Dia berharap dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan khususnya di bidang pengaderan ulama di pesantren Muhammadiyah.
Ujian terbuka doktoral Ibnu Habibi ini berlangsung dengan khidmat, dihadiri perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro, dosen dan karyawan STIT Muhammadiyah Bojonegoro, alumni santri MBS Al-Amin Bojonegoro, serta keluarga.
Habibi dapat mempertahankan disertasinya yang berjudul Pendidikan Kader Ulama di Pesantren MuhammadiyahStudi Multisitus di Pesantren Karangasem Muhammadiyah Paciran dan Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan) di depan para promotor dan pengujinya, yakni:
- Penguji 1 Prof Dr H Achmad Khudori Soleh M Ag
- Penguji 2 Drs H Bakhruddin Fannani MA Ph D
- Penguji 3 Drs Basri MA Ph D
- Penguji 4 Jamilah MA Ph D
- Sekretaris/Penguji 5 Dr H Ahmad Barizi MA
- Promotor Prof Dr H Tobroni MSi
- Co-Promotor Prof H Triyo Supriyatno MAg Ph D
Dalam pemaparannya, Habibi menyampaikan kompetensi ulama meliputi empat hal: kompetensi profesional (tafaqquh fiddin), kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi spiritual. Hal inilah menurutnya yang menjadikan penting proses pengaderan ulama untuk menjawab kelangkaan ulama di persyarikatan Muhammadiyah.
Pada sambutan di akhir, Habibi menyampaikan ucapan terima kasih kepada penguji, kampus serta keluarga atas support dan dukungannya. Dia memohon maaf atas segala khilaf dan juga mohon doa restu agar mendapat keberkahan atas ilmu yang diperoleh sehingga dapat memberi manfaat persyarikatan dan umat. (*)
Penulis Faizatum Maghfiroh Editor Mohammad Nurfatoni