PWMU.CO – Lazismu Jatim launching Simziska bersamaan dengan Rakerwil Lazismu Jatim 2024 di Hall Pala Surabaya Suites Hotel, Plaza Boulevard, Surabaya Jatim, Sabtu (6/1/2024).
Rakerwil Lazismu Jatim yang digelar Sabtu-Ahad (6-7/1/2024) mengangkat tema Penguatan Inovasi Sosial untuk Pencapaian SDGs di Jawa Timur.
Ketua Lazismu Jatim Imam Hambali MSEI dalam sambutannya menyampaikan, rakerwil kami ini subtemanya adalah penguatan digital sebuah keniscayaan untuk meningkatkan tata kelola dan layanan Lazismu Jatim kepada stakeholder.
Lazismu Jatim, lanjutnya, pada dasarnya adalah amil yang diberikan amanah untuk menjadi penyambung atau penolong syariat Allah. Karena pada dasarnya zakat merupakan bagian terpenting dalam teologi Islam.
“Keberadaan kita sebagai amil Lazismu merupakan pendukung atau penolong syariat Allah. Maka kita harus serius dalam menjalankan amanah ini,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan ke depan adalah bagaimana amil Lazismu ini pengelolaan dana ziska secara inklusif. Dengan demikian nantinya akan memberikan satu trust kepada masyarakat. Ini agar masyarakat dalam mengamanatkan dananya ke Lazismu benar-benar memiliki keyakinan sebesar mungkin.
“Kondisi inilah yang nantinya akan memudahkan kita menggalang dana ziska, yang nantinya kita lakukan layanan dengan moto kita cepat, tepat, mudah dan terukur. Tentu untuk mencapai itu perlu memakai alat yang namanya digitalisasi,” jelasnya.
SIM Fundraiser Freelance
Lazismu Jatim, sambungnya, bertekad dan berikrar untuk tahun 2024 ini penggunaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Ziska menjadi sebuah keniscayaan. Dan Lazismu Jatim hari ini melaunching Simziska sebagai guidence mengelola dana ziska yang diamanahkan oleh masyarakat. Simziska ini sudah memuat fundraiser, keuangan, tasyaruf, dan tata kelolanya.
“Secara khusus tahun 2024 ini mudah-mudahan Januari ini sudah dioperasionalkan SIM Fundraiser Freelance. Istilah Pak Masrukh (Sekretaris Lazismu Jatim) anytime anywhere. Kapan saja dan dimana saja melalui gadget-gadget fundraiser Lazismu,” paparnya.
“Kami berharap semua Lazismu Daerah se-Jatim bisa secara serius melaksanakan tata kelola ini dengan digitalisasi,” tambahnya.
Kami sadar kelembagaan masih lemah, boleh dibilang hanya 20-30 persen. Begitu terjadi pergantian kepengurusan, rata-rata mereka juga ikut terdampak. Sehingga praktis tahun 2023 banyak yang mengalami penurunan. Bagi mereka yang kuat tata kelolanya melalui amil-amil atau eksekutifnya maka akan tetap tumbuh.
“Ini PR kami sehingga 2024 akan lebih konsen lagi untuk menata dan akan kami gunakan pola dana taawun. Ini agar Lazismu yang sudah besar bisa membantu ke Lazismu yang baru tumbuh atau baru pembenahan,” ajaknya.
Sertifikasi Amil
Penguatan kelembagaan dan penguatan amil ini merupakan bagian prioritas kita di tahun 2024. Kita siap bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk sertifikasi amil. Dengan ini kami berharap teman-teman Lazismu benar-benar bekerja secara profesional.
Dalam tata kelola ini memang yang diharapkan adalah ada kelangsungan dan keberlanjutan. Pesan saya, mari kita galakkan pemberdayaan dengan pola-pola kelompok
“Insyaallah kalau kita melakukan itu semua maka ke depan kita punya etalase, contoh, atau wujud yang bisa kita sampaikan. Pada akhirnya adalah bagaimana menjadikan mustahik ini bertransformasi menjadi muzaki,” tuturnya. (*)
Penulis Sugiran.