PWMU.CO – Tidak ada jalan kembali untuk Kalender Hijriah Global Tunggal mengemuka dalam penutupan Seminar Nasional Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Kegiatan hasil kolaborasi dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Ruang Amphitheater Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kampus 4 Yogyakarta dilaksanakan Sabtu (6/1/2024).
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Syamsul Anwar MA mengapresiasi keistikamahan peserta yang bertahan aktif di acara hingga acara berakhir.
“Kami mewakili pimpinan pusat mengucapkan terima kasih kepada semua peserta seminar yang telah istikamah dari awal hingga akhir. Saya melihat peserta pembukaan hingga penutupan tidak berkurang, semoga ini menjadi penanda bahwa begitu menariknya materi pembahasan KHGT ini,” jelasnya.
Dia memberikan beberapa catatan penting dalam sambutan penutupannya.
“Pertama, we have reached the point of no return,” jelasnya dalam bahasa Inggris.
Lebih lanjut dia menjelaskan, “Kita sudah sampai pada titik yang tidak bisa mundur lagi. Seperti kata Thariq (Panglima Besar Islam Thariq bin Ziyad) al-aduwwu amamakum wal bahru waraakum. Di depan musuh, di belakang laut. Terus mau ke mana? Mau pulang? Tidak bisa, sebab sudah tidak ada lagi jalan pulang, jadi harus maju terus,” jelasnya.
Dia memaparkan alasan kenapa tidak bisa mundur. Karena sudah diputuskan di Muktamar Ke-47 di Makassar. Juga diputuskan dalam Muktamar Ke-48 di Solo yang masuk dalam dokumen Risalah Islam Berkemajuan (RIB).
“Kedua, mari sama-sama memahami bahwa ini adalah ijtihad dan jihad yang penting. Kenapa? Karena kita berutang peradaban 14 abad belum mempunyai kalender global sehingga kita berusaha mewujudkannya,” jelasnya.
Ijtihad dalam KHGT telah diupayakan dan dikerjakan oleh Tim MTT PP Muhammadiyah. Sedangkan soal jihad, dia menerangkan bahwa sebagai kader kita berkewajiban berjihad sungguh-sungguh belajar dan memahami cara menyampaikan informasi KHGT ini dengan baik dan benar sesuai kelas masyarakat yang dihadapi.
“Pakailah bahasa yang baik dan mudah dipahami untuk kalangan tertentu yang dihadapi,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Syamsul Anwar, mewakili PP Muhammadiyah, menyampaikan rasa terima kasihkepada UAD yang telah men-support penuh kegiatan-kegiatan Tarjih PP.
“Terima kasih kepada UAD yang telah berkenan men-support untuk diketahui bersama, UAD adalah salah satu pendukung tulang pungung Majelis Tarjih. Buktinya Pusat Tarjih ada di UAD dengan fasilitas sangat lengkap mulai dari biaya, kepala dan tenaga kerja, perpustakaan, ruang studio, ruang konsultasi falak, waris dan keluarga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya,” jelasnya.
Wakil Rektor UAD Bidang Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) Drs Parjiman MAg juga menyampaikan terimakasih kepada PP Muhammadiyah atas pemilihan UAD sebagai kolaborator.
“Kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah khususnya Majelis Tarjih dan Tajdid yang telah menempatkan atau memilih UAD sebagai kolaborator dan tempat pelaksanaan kegiatan putaran yang ketiga ini. Terima kasih atas kepercayaannya,” urainya.
Dia berharap seminar ini membawa manfaat dan dapat ditebarkan ke wilayah atau daerah masing-masing.
“Terima kasih sekali lagi atas kepercayaannya pada UAD dan semoga kegiatan ini membawa manfaat dan dapat ditebarkan ke wilayah atau daerah masing-masing sehingga UAD juga betul-betul dapat sesuatu yang bermanfaat dari misi tersebut,” urainya.
Parjiman mengatakan ilmu hisab dan falak ini penting dan sangat menarik untuk terus dipelajari. Dia mengatakan bahwa di tingkat bawah, yang penting putusan tarjih itu kayak apa, jadi memang kita tidak pernah berpikir prosesnya, Majelis Tarjih-lah yang tugasnya mempertanyakan atau memprosesnya kayak apa. Kami di tingkat lapangan hanya memerlukan kapan mulainya bulan puasa dan ketetapan Idul Fitri atau hari besar lainnya, dan mempelajari bagaimana caranya menyebarluaskan keputusan tersebut dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami oleh kader ataupun jamaah,” ungkapnya. (*)
Penulis Nurul Hidayah Editor Mohammad Nurfatoni