PWMU.CO – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Drs H Suhadi M Sahli MA menengarahi bahwa ada upaya sekolompok orang yang ingin agar umat Islam Indonesia hancur.
“Isyarat ini tidak hanya isapan jempol. Karena sudah disinyalir dalam surat Almaidah ayat 82, ‘Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik …’,” ungkap Suhadi dalam kuliah subuh di depan peserta Peningkatan Kualitas Mubaligh (PKM) Wilayah Kerja III, Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, yang memadati Masjid Mujahidin Komplek SMK Muhammadiyah 1, Jalan Raya Mojo Kumpul Kupang Kemlagi, Mojokerto, Sabtu (29/7).
(Baca: Muhammadiyah Tak Perlu Menghamba-hamba untuk Menjadi Figur Politik)
Menurut dia, ada 9 cara untuk menghancurkan umat Islam yang tersebar di berbagai level, baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif. “Mereka hari ini bergerak secara massif,” ungkapnya. Adapun 9 cara yang dimaksud Suhadi adalah:
Pertama, adanya upaya pemiskinan umat Islam. “Ada skenario untuk memiskinan umat Islam. “Adanya pengusuran, meski bahasanya penataan kota Tapi, yang digusur adalah umat Islam. Contoh lainnya adalah pendirian dan pembangunan apartemen mewah yang harganya setinggi langit,”ungkapnya.
Kedua, penguasaan aset tanah. “Mereka akan membeli tanah-tanah strategis untuk penguasaan teritorial. Di Jakarta tanahnya hampir 70 persen dikuasai non pribumi dan 30 persen dikuasai pribumi. Coba bayangkan 25 tahun ke depan kita akan jadi tamu di negeri sendiri,” papar dia.
(Baca juga: Majelis Tabligh Bekali Muballigh Madura dengan Nilai-Wawasan tentang Muhammadiyah)
Ketiga, menguasai aset-aset ekonomi. “Bank-bank mereka kuasai. Pasar-pasar mereka kuasai. Pabrik-pabrik mereka dirikan. Dan kita pribumi, sebagai pegawainya saja,” tutur Suhadi.
Keempat, penguasaan informasi dan media massa sebagai sarana publikasi dan sosialisasi program dan kepentingan mereka. “Agar brand image yang mereka desain bisa terwujud. Dan yang tidak kalah penting untuk blow up ketika umat Islam atau tokoh Islam berbuat khilaf. Akan di-move besar-besaran. Namun jika dari kelompok mereka, media massa mereka itu pun diam seribu kata,” kata dia.
Kelima, penguasaan politik dan hukum. “Mereka menyusup ke tempat-tempat strategis. Coba tengok UUD mengenai kalimat Presiden Repubkik Indonesia adalah Warga Negara Indonesia Asli. Sudah diganti menjadi Warga Negara Indonesia. Banyak contoh-contoh kasus hukum yang bisa kita lihat dan ikuti bersama sama hari ini,” Suhadi menerangkan.
Keenam, lanjutnya, penghancuran moral generasi muda anak bangsa khususnya generasi muda Islam dengan narkoba dan pornografi. “Ketujuh, penghancuran spirit Islam dengan cap-cap negatif, seperti teroris, garis keras, radikal, konservatif, tidak toleran, dan tidak Pancasilais,” ucap dia.
Kedelapan, de-Islamisasi. “Mereka benci terhadap simbol-simbol Islam. Upaya pencabutan Perda-Perda Syariah, misalnya. Meskipun kewennagan itu telah dibatalkan MK.
Kesembilan, pemurtadan. “Hal ini akan terus terjadi melalui pacaran dengan cara, maaf, menghamili dan memurtadkan. Maka kita harus waspada dan hati hati terhadap pergaulan anak-anak muda kita,” pesan Suhadi.
(Baca juga: Bawa 2 Jamaah Istimewa, KBIH Muhammadiyah Surabaya Terbangkan 267 CJH dalam 2 Kloter)
Untuk mengerem 9 upaya penghancuran itu, Suhadi mengusulkan 3 upaya makro, yaitu pertama, menjaga ukhuwah Islamiyah sebagaimana diajarkan surat Alhujurat ayat 10. “Kita ini adalah saudara. Dan berbuat baik kepada sesama insyaallah rahmat Allah akan diturunkan,” kata dia.
Kedua, ujar Suhadi, bekali dan latih anak-anak kita dengan bekal kehidupan yang multidisiplin. “Tidak hanya intelektual namun juga keahlian,” tuturnya. “Dan ketiga, bentuk karakter mereka agar cinta Islam dan tanah air. Karena umat Islam pasti nasionalis. Tapi umat nasionalis yang Islam belum tentu Islami,” tegasnya. (Ferry Yudi AS)