PWMU.CO – Soal perdagangan, kader Muhammadiyah jago. Penilaian ini terungkap ketika Dr (HC) Zulkifli Hasan SE MM–keynote speaker di Konsolidasi Wilayah dan Pelatihan Manajemen Organisasi–berkisah bagaimana awal ia dipercaya mengemban amanah sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia hingga sekarang.
Wirausahawan yang lebih akrab disapa Zulhas ini menerangkan, “Sebetulnya Indonesia kalau mau maju sederhana saja. Tiru aja Muhammadiyah. Di mana-mana saya ngomong begini. Selesai. Maju kita.”
Dari segi apapun, menurutnya Muhammadiyah bisa menjadi panutan. “Nggak usah lagi studi banding (ke lainnya). Soal pendidikan, persatuan, kebhinekaan, rahmatan lil alamin, berkemajuan,” paparnya di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (6/1/2024) siang.
Zulhas mengakui ternyata memang tidak mudah dalam mencapai kemajuan. “Seratus tahun lebih Muhammadiyah, kita masih selisih soal mengintip atau menghitung. Saya kira sudah banyak kemajuan yang kita alami,” ungkapnya.
Terkait tema ‘Sinergitas Perempuan Muda dalam Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Bangsa’, Zulhas bersyukur di tengah perlambatan ekonomi dunia, ekonomi di Indonesia masih tumbuh 5 persen.
“Inflasi di akhir tahun Desember kemarin 0,41. Secara keseluruhan, year on year inflasi kita 0,261. Tahun lalu 5,5 sekian. Tahun ini 2,61 lebih bagus. Artinya ekonomi kita baik. Produktivitas kita baik,” terangnya.
Tahun ini masyarakat Indonesia melewati Lebaran dan Natal-Tahun Baru. Pihaknya mampu menghandle dengan baik. “Orang-orang bertanya kok bisa bagus, ya? Saya bilang, siapa dulu menteri perdagangannya? Kader Muhammadiyah!” ujarnya. Tepuk tangan para peserta kader Nasyiah se-Jatim itu pun bergemuruh.
Zulhas lantas bercerita ketika dulu tidak menduga terpilih menjadi menteri perdagangan. Setelah terpilih, sambungnya, dia bertanya alasannya. “Katanya, soal perdagangan begini yang jago-jago itu kader Muhammadiyah. Laporan ke presiden begitu,” kenangnya.
Akhirnya Zulhas menekankan, “Di tengah perlambatan ekonomi itu, peluang kita besar sekali. Indonesia ini untuk menjadi negara maju bersama anak-anak muda, kita yang ada di sini, besar sekali!”
Zulhas lantas menyebut Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur Desi Ratna Sari SH. “Dan kita punya peluang dalam 15 tahun ini. Karena kita punya Desi Ratnasari dan kawan-kawan yang muda. Namanya bonus demografi,” imbuhnya.
Beda sama Jepang, sambung Zulhas, sudah banyak yang tua daripada yang muda. “Oleh karena itu Jepang kurang tenaga kerja. Desanya kosong. Kita tidak. Kita masih muda-muda dan produktif. Jadi dalam 15 tahun ini, kalau pemerintah sekarang sudah on the track, bisa dilanjutkan dengan modal bonus demografi yang kuat!” ujarnya.
Tak hanya itu, menurutnya juga perlu bekerja keras. “Kuncinya kolaborasi. Maka 100 tahun Indonesia merdeka kita bisa berubah menjadi negara maju. Insyaallah,” ujarnya pada acara yang digelar PWNA Jatim itu. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post