PWMU.CO – Seminar Parenting digelar SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro (SD Mudabo) untuk memaparkan Hasil Observasi Calon Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2024/2025.
Acara ini dilaksanakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Lantai 2 Jalan Teuku Umar 48 Bojonegoro Jawa Timur, Sabtu (6/1/2024).
Pada kegiatan seminar parenting ini, SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro menggandeng seorang Konselor dari Sony Sugema College (SSC) Bojonegoro Derny Irawati SPsi sebagai narasumber.
Derny memberikan pemahaman kepada orang tua calon peserta didik tentang apa itu psikotes serta bagaimana cara membaca dan memahami hasil psikotes ananda dengan bijak. Menurutnya, ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan orang tua.
“Yang pertama, anak masih berada dalam tahap perkembangan, di mana angka kecerdasan anak terkadang tetap pada golongan tertentu namun masih terdapat kemungkinan untuk berubah,” katanya.
Kedua, psikotes bukanlah harga mati namun tergantung pada beberapa faktor. Bahwa IQ tinggi belum bisa memastikan kelak anak akan berprestasi di sekolah.
Ketiga, terdapat faktor lain yang mendukung keberhasilan anak. Faktor tersebut meliputi semangat belajar yang tinggi, tidak mudah menyerah, kemampuan beradaptasi, serta kemampuan anak dalam mengelola emosi dan potensi dirinya secara efektif.
Tes Kematangan Masuk SD
Dia menjelaskan, tujuan diadakan tes kematangan pada anak adalah untuk mengukur kematangan mereka menjelang masuk Sekolah Dasar (SD). “Tes tersebut berdasarkan pada 10 aspek kematangan yang diperlukan di sekolah dasar, dan juga sebagai bahan pertimbangan pengamatan guru,” katanya.
Dia juga menuturkan, hasil tes tersebut diharapkan dapat membantu pendidik dan orang tua dalam perkembangan anak serta membimbing anak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selain itu, Derny menambahkan bahwa pemilihan pengasuhan yang tepat merupakan bentuk dukungan yang bisa dilakukan oleh orang tua terhadap anak.
“Orang tua perlu mempertimbangkan keseimbangan antara warmth_dan _controll saat memberikan pengasuhan pada anak. Di mana pengasuhan tersebut mampu menumbuhkan kemandirian, tanggungjawab, serta mampu motivasi anak untuk berprestasi,” ujarnya.
Di akhir materi, dia juga menambahkan bahwa follow up dari kesimpulan pemeriksaan jauh lebih penting dari pada sekedar perasaan bangga atau kecewa.
Seminar parenting diakhiri dengan sesi tanya jawab antara narasumber dengan orangtua untuk membahas permasalahan pada anak. Selain itu dibuka sesi tanya jawab kepala sekolah dengan orang tua.
Para orang tua sangat antusias bertanya mengenai informasi tentang bagaimana proses pembelajaran di sekolah anak-anak mereka nanti. (*)
Penulis Ernanik Editor Nely Izzatul