Karakteristik Islam Berkemajuan
Rukmini lantas menjelaskan implementasi karakteristik Islam Berkemajuan.
“Mentauhidkan Allah itu mampu melihat secara konsisten bahwa orang lain itu berbeda dengan saya, bahwa diri kita tidak sama dengan yang lain. Kalau ada teman yang salah diingatkan apa dirasani?” ucapnya.
Rukmini lantas mengajak merenungi kembali ke al-Aashash ayat 77 sebagai salah satu prinsip dalam menerapkan konsep tauhid dalam Islam berkemajuan.
وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ
Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu (al-Qasas 77)
“Wong mantenan aja masih buka buku pintar kok. Kalau ada orang sakit, wong dia pas saya sakit nggak dijenguk kok,” ucapnya sambil berkelakar.
Oleh karena itu menurutnya ciri berkemajuan itu tidak itung-itungan jika urusan dengan manusia.
“Berikutnya, adalah bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunah. Sunah itu praktek Rasulullah dalam mengamalkan al-Qur’an,” terangnya.
Berikutnya, menghidupkan ijtihad dan tajdid.
“Al-Qur’an dan al-hHadits adalah wahyu Allah sebagai sumber hukum. Ini bedanya dengan yang lain, kalau di saudara lain, ijmak ulama sebagai sumber,” ucapnya.
Rukmini menegaskan bahwa materi-materi ideologi Muhammadiyah di antaranya Muqaddimah AD, MKCHM, PHIWM, masailul khamsah, sampai Risalah Islam Berkemajuan dan Risalah Perempuan Kerkemajuan semua itu hasil ijtihadnya Muhammadiyah.
“AD/ART itu memang bukan kitab suci, tapi rumusan-rumusan itu hasil dari memahami ayat dan bagaimana dipraktikkan dalam kehidupan,” imbuhnya.
Rukmini mengingatkan pentingnya tadabur yaitu bagaimana ayat bisa diamalkan dalam kehidupan dan bisa diterapkan dalam organisasi menjadi nyata, tidak hanya menjadi bacaan.
“Kemudian tajdid, intinya menemukan kembali substansi agama untuk diberi pemaknaan baru dalam suatu konteks baru yang berubah. Tajdid itu pemurnian, pengembalian pada hukum asal,” terangnya.
Menurutnya tajdid juga merupakan upaya memelihara matan ajaran Islam yang berdasarkan dan bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunah maqbulah.
“Berikutnya, mengembangkan dan menyebarluaskan wasathiyah,”
Ia lantas menukil al-Baqarah 143
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ
“Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”
“Berikutnya karakteristik Islam Berkemajuan yaitu mewujudkan Rahmat bagi seluruh alam, bagaimana Islam itu menjadi Rahmat tidak hanya untuk manusia tetapi juga seluruh makhluk,” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni